Jakarta (ANTARA News) - Indonesia telah menyiapkan personelnya berkekuatan satu batalyon yang dipilih dari Batalyon Kaveleri 7/Cijantung, Batalyon Marinir Cilandak, dan Batalyon Kesehatan, untuk dikirim ke Libanon sebagai pasukan perdamaian di bawah bendera PBB. Pasukan itu terus ditingkatkan persiapannya, terutama perlengkapannya, dan telah dilaksanakan gelar pasukan untuk mengetahui persiapannya. Menanggapi pertanyaan wartawan, Kapendam Jaya, Letkol Asep Sapari, di Jakarta, Jumat, membenarkan bahwa telah dilakukan kesiapan pasukan dan pemeriksaan langsung oleh Asisten Operasi Kasum TNI, Mayjen TNI Bambang Darmono. Dalam waktu dekat ini, gelar pasukan yang akan dikirim ke Lebanon akan dilaksanakan berbarengan dengan gelar kesiapan pasukan reaksi cepat TNI untuk menanggulangi masalah bencana. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (3/8) menegaskan komitmen Indonesia yang siap mengirimkan satu batalyon pasukan TNI sebagai pasukan perdamaian PBB di Libanon. "Pada saat aturan-aturan untuk itu bisa dilaksanakan melaui konsultasi dengan pemerintah Lebanon, kita siap untuk mengirimkan satu batalion," kata Presiden. Menurut Presiden, pasukan perdamaian PBB di wilayah selatan Lebanon diperlukan untuk memastikan terjadinya gencatan senjata. Bagian substansial dari pasukan perdamaian PBB, katanya, harus berasal dari negara-negara OKI. Presiden Yudhoyono menambahkan, Dewan Keamanan PBB harus mengambil langkah untuk menciptakan gencatan senjata dan membuat pasukan perdamaian untuk memastikan terjadinya gencatan senjata itu. Dalam kesempatan itu, Presiden secara tegas mendesak agar peperangan di Timur Tengah yang dilakukan oleh Israel segera dihentikan. Jika serangan itu terus berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan perlawanan radikalis di kalangan kaum muslim dunia, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006