... termasuk satu gereja di mana wanita dan anak-anak dikurung, sebelum gas beracun disemprotkan dan gedung itu dibakar... "
Oradour-sur-Glane, Prancis (ANTARA News) - Presiden Prancis, Francois Hollande, dan sejawat Jermannya, Joachim Gauck, Rabu, melakukan kunjungan bersejarah ke desa Oradour-sur-Glne, Prancis, tempat 642 orang dibantai pasukan Nazi dalam Perang Dunia II.
Gauck adalah pemimpin pertama Jerman mengunjungi daerah di Prancis tengah bagian barat itu, tempat reruntuhan perang itu masih dipelihara sebagai peringatan atas pembantaian tersebut.
Dalam jumpa wartawan bersama pada Selasa menjelang kunjungan itu, Hollande memuji kunjungan Gauck sebagai lambang rujuk Prancis-Jerman.
Gauck mengatakan ia mendapat undangan mengunjungi lokasi itu dengan satu perasan yang campur aduk terima kasih dan kerendahan hati.
Reruntuhan yang mereka akan kunjung itu termasuk satu gereja di mana wanita dan anak-anak dikurung, sebelum gas beracun disemprotkan dan gedung itu dibakar.
Sekitar 205 anak-anak berusia di bawah 15 tahun termasuk di antara para korban 10 Juni 1944 kekejaman yang meninggalkan luka yang mendalam di Prancis.
Setelah perang itu, jenderal Prancis, Charles de Gaulle, yang kemudian menjadi presiden, memutuskan desa itu tidak boleh dibangun kembali tetapi tetap merupakan satu tempat peringatan kekejaman Nazi. Satu desa baru dibangun dekat lokasi itu.
Pada 1999, presiden Prancis Jacques Chirac menjadikan lokasi itu musium peringatan yang termasuk barang-barang yang ditemukan dari desa yang kini kini dikenal sebagai "Desa Pahlawan".
Barang itu termasuk arloji milik orang yang dibakar dan lain-lain.
Kunjungan yang sangat simbolis itu dilakukan setelah peringatan pada 1984 Presiden Prancis (waktu itu) Francois Mitterdand dan mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl berjabat tangan ketika menghadiri satu peringatan tentara yang gugur di Verdun.
Pertempuran di Verdun (Februari-Desember 1916) menewaskan lebih dari 700.000 tentara dan terjadi antara pasukan Jerman dan Prancis.
Hollande dan Gauck akan berpidato dan mengunjungi taman desa itu, di mana penduduk pernah dikepung pasukan Jerman pura-pura memeriksa kartu identitas mereka. Wanita dan anak-anak kemudian di kurung dalam gereja itu sementara pria-pria dibawa ke satu lokasi di mana mereka ditembak mati.
Mereka didampingi dua atau tiga korban yang masih hidup termasuk Robert Hebras, 88 tahun.
Hebras yang beruia 19 tahun saat pembunuhan itu,selamat berkat tubuhnya berada di bawah mayat lainnya yang ditembak senapan mesin.
Gauck, mantan pegiat hak asasi manusia Jerman Timur, telah mengunjungi dua lokasi pembunuhan massal Nazi di Eropa: desa Ceko, Lidice dekat Praha tahun 2012 dan desa Italia Sant`Anna di Stazzema Maret tahun ini.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013