Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislatif Partai Kebangkitan Bangsa dari kalangan artis Arzeti Bilbina enggan disebut tidak laku di dunia hiburan kemudian pindah ke dunia politik dengan mencoba peruntungannya merebut kursi parlemen DPR RI pada Pemilu 2014.
"Politik adalah dunia seni sama dengan dunia saya sebelumnya (modeling). Apakah saya sudah tidak laku di dunia hiburan? Bukannya tidak laku," kata Arzeti saat menjadi salah satu pembicara diskusi politik bertajuk "Publik Figur Dalam Belenggu Parpol, Apa Yang Diperankan?" dihadiri sejumlah calon anggota legislatif (caleg) artis di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, pilihannya masuk dunia politik adalah karena adanya kesempatan lain untuk berbuat bagi negeri melalui parlemen.
"Keputusan ikut berkompetisi dalam pemilu ini juga bukan karena tren ramainya artis yang menjadi caleg. Saya menimbang jika tawaran dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menarik terlebih partai ini religius dan nasionalis serta para aktivisnya berpikiran muda," kata dia.
Bagi Arzeti, kehidupannya sudah berkecukupan baik sebagai model dan pebisnis garmen sehingga dia mengaku tidak sedang dalam upaya mencari untung jika direstui meraih kursi parlemen.
"Sebagai publik figur kami harus bisa istiqomah untuk konsisten. Karena apapun tindakan dari kami mendapat sorotan publik terlebih media sehingga dapat mengendalikan kami untuk tidak berbuat aneh-aneh," kata dia.
Menurut pengakuannya, telah ada beberapa delegasi partai yang meminangnya agar mau menjadi caleg parpol tertentu.
"Dari sekian edisi pemilu, sedari 2004, 2009 hingga sekarang beberapa partai berupaya meminang saya. Tapi pendekatan-pendekatan itu hanya bisa berakhir dalam sebutan pacaran saja. Sedangkan kawinnya baru 2013 ini bersama PKB," katanya.
Terkait resiko menjadi artis yang menjadi tidak bebas dari aturan partai dia menyatakan sudah siap.
"Saya akan menerima aturan main dari PKB termasuk sejumlah keputusannya. Itu termasuk jika saya bisa melenggang ke parlemen dan duduk di sana," kata dia. (A061/Z002)
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013