Peternakan saat ini belum menjadi bidang agrobisnis yang intensif ditekuni oleh peternak di Indonesia,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Peternak masih memposisikan usaha peternakan sebagai "tabungan", padahal peluang usaha tersebut masih terbuka dan cukup menjanjikan, kata Menteri Pertanian Suswono.

"Peternakan saat ini belum menjadi bidang agrobisnis yang intensif ditekuni oleh peternak di Indonesia," katanya pada kuliah umum mahasiswa baru Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Rabu.

Ia mengatakan jumlah peternak sapi di Indonesia saat ini mencapai 5,6 juta orang, sedangkan jumlah ternak sapi yang dihasilkan hanya sekitar 14 juta ekor.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta orang, kondisi tersebut bisa menjadi kerawanan jika tidak diantisipasi," katanya.

Menurut dia, infrastruktur juga masih menjadi kendala. Mahalnya ongkos angkut sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) maupun Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Jakarta ternyata masih lebih mahal dibandingkan dengan biaya angkut dari Darwin, Australia.

"Negara luar seperti Australia ingin selalu Indonesia menjadi pasar. Oleh karena itu kami tempatkan program swasembada daging pada prioritas kelima agar ketahanan pangan Indonesia tetap terjaga," katanya.

Ia mengatakan beberapa program yang telah digalakkan pemerintah selain swasembada daging antara lain diversifikasi pangan, memberi nilai tambah pada ekspor daging, dan meningkatkan kesejahteraan para peternak.

"Peran sumber daya manusia peternakan penting untuk meningkatkan produksi daging ternak di Indonesia," katanya.

Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus mengatakan, salah satu keberhasilan swasembada daging ternak adalah keseriusan sumber daya manusia peternakan di Indonesia. Tantangan sumber daya manusia peternakan kian berat terutama di tengah persaingan global.

"Dalam hal ini kita bisa mencontoh kesuksesan negara Iran. Kuncinya adalah keseriusan," katanya.

(B015/I007)

Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013