Pontianak (ANTARA News) - Berdiri di antara penonton Kejuaraan Nasional Catur ke-38, 24-31 Juli 2006 di Mega Mall, Batam, Kepulauan Riau, Grandmaster (GM) termuda di Indonesia, Susanto Megaranto, tampaknya seperti yang lain. Pakaiannya sangat biasa.
Ia sedikit menonjol dari rata-rata karena tingginya 175 cm, dengan rambut tersisir ke kanan. Ia tampak pendiam.
Ketika berada di meja tanding, ia tak memperdulikan penonton yang mengamati gerak-geriknya, memegangi kepala, menggoyang-goyangkan kaki atau menopang dagu sambil memelototi petak dan buah catur di hadapannya.
Ia mengaku tak merasa terganggu oleh banyaknya penonton dari dekat atau yang berlalu-lalang maupun oleh suara-suara bising dari lantai lain di mal yang dijadikan arena kejurnas, tempat ia mempersembahkan medali emas untuk Jawa Barat.
"Saya tidak akan bisa menjadi aktor. Mana ada tampang. Kalau saya main, televisi bisa rusak," ujarnya ketika ditanya apakah sebagai orang terkenal, relatif muda, tinggi, ganteng dan bertubuh atletis sudah dilamar produser atau sutradara film?
Jangankan untuk menjadi pelakon film, ternyata untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, Susanto belum bulat hati walaupun orangtuanya mengharapkan ia sukses di catur sekaligus di pendidikan formal.
"Orangtua saya ingin saya berhasil di dua-duanya. Saya masih berpikiran, untuk bisa benar-benar sukses harus memilih salah satu," kata pemuda berusia 19 tahun yang dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat, 8 Oktober 1987 dari rahim Rasdinah, ibundanya.
Susanto, selepas lulus dari SMA Taman Siswa di Bekasi, Jabar, pertengahan 2006, tidak sesibuk sebayanya yang memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ia terlalu sibuk menghadapi berbagai kejuaran dan terutama akhir-akhir ini sebagai atlet di pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) untuk diberangkatkan ke Asia Games di Doha, Qatar, Desember 2006.
Berhasil menyandang gelar GM melalui Olimpiade Catur di Spanyol, November 2004, tak membuat Susanto merasa jauh berbeda dengan kawan sekolah di Bekasi atau dari siapa pun di sepakbola dan tenis meja yang digemarinya.
"Saya juga suka `games` catur di komputer. Terhadap kawan-kawan, saya merasa biasa-biasa saja," kata Susanto yang pertama kali diajari main catur oleh ayahnya, Wasdirah (wiraswasta, kini 66 tahun) dan seterusnya tanpa guru khusus, menggelinding ke tingkat dunia.
Orangtuanya pindah dan bermukim di Bekasi sejak Susanto kelas empat sekolah dasar, namun karena mengharumkan kabupaten tempat tumpah darahnya, Bupati Indramayu menghadiahinya sebuah rumah.
"Selain rumah, dari berbagai hadiah saya juga sudah memiliki sebuah mobil Kijang," katanya.
Ia berpendapat, bila ditekuni dan berprestasi, catur dapat menjadi suatu profesi yang dapat diandalkan.
Kasparov
Susanto Megaranto ingin bisa sebesar atau bahkan melampaui GM Garry Kasparov, pecatur legendaris dari Rusia, di tahun 1985 menumbangkan juara dunia yang bertahan selama sepuluh tahun, Anatoly Karpov. Kasparov dinobatkan sebagai juara dunia termuda, 22 tahun, waktu itu.
Pada tahun 1995 Kasparov mempertahankan gelar juara dunia. Sepuluh tahun kemudian dia mengundurkan diri dari gelanggang percaturan. Tetapi, rating 2841 yang ditinggalkannya, belum mampu dipecahkan bahkan oleh juara dunia yang sekarang sekalipun.
Kasparov tahun 1985 adalah juara dunia termuda dalam usia 22 tahun. Sedang Susanto adalah GM termuda Indonesia, setelah meraihnya di Spanyol, 2004.
Untuk ke tingkatan Karpov ia harus terus mengumpulkan angka kemenangan demi meningkatkan peringkatnya sebagai pecatur internasional.
Susanto memulai debut sebagai juara sejak berusia delapan tahun. Di Kejurnas Palangkaraya/1995 dia menyabet posisi juara III kelompok bawah 12 tahun, di Kejurnas Bekasi/1997 juara I di kelompok yunior bawah 12 tahun, dan 2001 di Bali juara I kelompok putra bawah 20 tahun.
Ia sehabis kejurnas di Bali, lebih sering ke luar negeri, terutama Eropa, di antaranya November tahun 2004 yang menjadikannya GM setelah menumbangkan sembilan dari 14 lawan yang rata-rata ratingnya 2603.
Rating Susanto kala itu masih 2439. Sekarang 2524. Ia masih di bawah seniornya, GM Utut Adianto yang bercokol di 2588.
Bukan Utut saja yang ingin dilampaui, ia ingin setidaknya sama dengan Kasparov yang pada 2002 pernah di angka 2847.
Kasparov selain mendominasi percaturan dunia selama dua dasawarsa adalah orang pertama pemecah rating 2785 milik Bobby Fischer, juara dunia asal Amerika Serikat yang dikenal teramat eksentrik.
"Saya harus terus main dan menang supaya rating saya terus naik. Kalau bisa cepat untuk seperti Garry Kasparov, mengapa harus lama-lama," ujar Susanto dengan suara datar seperti tak sabar. (*)
Oleh Oleh A. Jo Seng Bie
Copyright © ANTARA 2006