"Pil mini bisa digunakan oleh ibu pasca-melahirkan dengan nyaman tanpa mengurangi produksi ASI," kata Mardalena Wati Yulia saat membuka lokakarya penguatan kebijakan dan strategi KB pasca-persalinan Provinsi Riau yang dihadiri 28 perwakilan rumah sakit di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: BKKBN Riau optimalkan alat pemantau terpadu percepat turunkan stunting
Menurut Mardalena Wati, lokakarya ini sekaligus dalam upaya mendorong pencapaian 37 persen target KB pasca-salin ditetapkan tahun 2024, sedangkan realisasi tahun 2023 dalam program yang sama adalah 66 persen atau melebihi target dari yang ditetapkan 35,1 persen.
Karena itu, katanya, dalam upaya mencapai target itu, BKKBN menyediakan semua jenis alat dan obat kontrasepsi.
"Semua rumah sakit yang telah teregistrasi di aplikasi Sistem informasi Keluarga (SIGA) dapat memperoleh alat kontrasepsi (alkon) itu secara gratis, bahkan BKKBN siap mengantarkan alkon tersebut ke rumah sakit. Kita juga meminta manajemen rumah sakit agar bekerja sama dengan PLKB untuk memasukkan hasil pelayanan KB tersebut ke aplikasi SIGA," katanya.
Ia menjelaskan sudah tersedia pembiayaan pelayanan KB gratis melalui dana penggerak Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB), dan dana ini bisa digunakan rumah sakit untuk melayani KB yang digelar pada tiap momentum ulang tahun rumah sakit dan lain lain.
Baca juga: Riau targetkan 35.000 akseptor KB baru pada 2023
Baca juga: BKKBN Riau-Sumut kolaborasi giatkan pelayanan KB di perbatasan
Banyak manfaat KB pasca-salin, kata Mardalena, selain meningkatkan KB modern, juga mencegah kehamilan terlalu dekat dan KB pasca-salin sekaligus upaya mencegah stunting.
"Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Riau mencapai 17 persen, sedangkan target nasional tahun 2024 sebesar 14 persen. Karena itu. melalui lokakarya ini diharapkan prevalensi stunting bisa terus turun, melalui penggunaan alkon pasca-salin," katanya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024