Jakarta (ANTARA News) - Penderita diabetes berisiko terkena alzheimer, demikian menurut Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekaligus ahli geriatri Dr. dr. C. H. Soejono, Sp.PD-K.Ger di Jakarta, Rabu.
"Penderita kencing manis atau diabetes yang tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darahnya maka gula tersebut akan diubah menjadi bentuk-bentuk lain oleh tubuh salah satunya adalah lemak dan zat-zat lain yang dapat merusak pipa yang dilalui darah," kata Dr. dr. C. H. Soejono, Sp.PD-K.Ger.
Lemak tersebut akan merusak lapisan terhalus kapiler sehingga membuatnya tidak rata yang menyebabkan penggumpalan darah.
"Kalau pipa tersumbat maka hantaran oksigen ke otak terhambat sehingga regenerasi sel otak berubah dan beberapa bahkan mati," katanya.
Selain pasien diabetes, perokok berat, pengidap penyakit jantung kronis, dan pasien darah tinggi juga berisiko terkena alzheimer.
Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yakni kerusakan otak yang menyebabkan hilangnya fungsi otak secara bertahap.
Alzheimer dapat diderita siapa saja, hingga kini penyebabnya belum diketahui. Alzheimer juga belum ada obatnya.
Jumlah total penderita alzheimer di Indonesia sekitar satu juta jiwa. Setiap dua puluh tahun, jumlah tersebut naik hingga dua kali lipat.
"Obat alzheimer yang saat ini ada adalah untuk menjaga agar zat penghantar impuls listrik otak tidak rusak, bukannya mereproduksi baru maka itu tidak terlalu disarankan," katanya.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013