Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Lebanon menyampaikan penghargaannya atas dukungan moril dan materil terhadap warga Lebanon, yang ditunjukkan oleh pemerintah maupun rakyat Indonesia. "Pemerintah Lebanon menghargai dukungan dan solidaritas yang ditunjukkan rakyat dan pemerintah Indonesia, seperti melalui dukungan moril dan bantuan kemanusiaan," kata Menlu Lebanon Fawzi Salloukh usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel JW Marriot, Kuala Lumpur, Kamis malam. Menurut dia, ke depan pemerintah Lebanon akan terus melakukan hubungan kerja sama dengan pemerintah Indonesia.Selain itu, kata Menlu Fawzi, Lebanon juga sangat menghargai apresiasi umat seluruh dunia yang mendukung terjadinya gencatan senjata di Lebanon. "Kita menginginkan dihentikannya serangan Israel sekarang, bukan besok," katanya. Sedangkan Juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, dalam pertemuan tersebut dibahas komitmen untuk terus melakukan hubungan dan kerja sama yang erat antara Indonesia dan Lebanon. "Presiden kembali tekankan bahwa Indonesia akan memberi bantuan apapun kepada pemerintah dan rakyat Lebanon," katanya. Pertemuan Presiden Yudhoyono dengan Menlu Lebanon Fawzi Salloukh dilakukan usai keduanya menghadiri sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang diikuti 18 negara anggota OKI di Putrajaya. Sidang tersebut menghasilkan dua deklarasi Putrajaya yaitu Deklarasi Putrajaya tentang Situasi di Lebanon dan Deklarasi Putrajaya tentang Penguasaan Wilayah Palestina. Dalam deklarasi yang terkait dengan masalah Palestina, OKI antara lain menyatakan mengecam keras pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan agresinya terhadap rakyat Palestina. OKI juga mengecam penahanan terhadap para menteri dan pejabat Palestina lainnya. Selain itu, OKI juga meminta PBB untuk menunjukkan tanggung jawabnya agar Israel menghormati hukum internasional dengan tidak menduduki wilayah Palestina. OKI juga mengulangi komitmennya dan mendukung semua inisiatif ke arah perundingan perdamaian Israel-Palestina.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006