Ketika mendengarkan lagu kesukaan selama 30 menit, fungsi jantung naik sebesar 19 persen. Meski mekanisme belum diketahui secara jelas, para peneliti yakin peningkatan itu berasal dari perubahan hormon.
Musik berpengaruh pada emosi. Paparan itu kerap menimbulkan reaksi kimia tertentu di otak. Reaksi itulah yang diperkirakan menimbulkan peningkatan fungsi kardiovaskular.
"Ketika kita mendengarkan musik yang kita suka, otak melepaskan endorphin dan itu memperbaiki kesehatan vaskular kita," kata ketua tim peneliti Delijanin Ilic, seperti yang dikutip dari Medical Daily.
Ilic dan rekan-rekannya mencatat penyakit jantung pasien. Mereka diminta untuk berolah raga, mendengarkan musik, atau keduanya selama tiga minggu. Di akhir penelitian, peneliti menemukan bahwa grup kombinasi mengalami kenaikan dalam hal berolahraga dan kesehatan jantung sebesar 39 persen.
Kenaikan itu lebih banyak dari grup yang hanya berolah raga, 10 persen. Sementara itu, grup yang hanya mendengarkan musik fungsi kardiovaskularnya naik 19 persen.
"Kombinasi musik dan olaharaga paling tinggi kenaikan fungsi kardiovaskularnya. Kenaikan fungsi kardiovaskular juga berkaitan dengan kenaikan kemampuan berolahraga," kata Ilic.
"Mendengarkan lagu kesukaan dan berolahraga rutin memperbaiki fungsi jantung dan mungkin merupakan metode untuk pasien CAD (Coronary Artery Disease)," tambahnya.
Ia juga menambakan kenaikan fungsi itu juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan jenis musik. Komposisi harmonis seperti opera dan musik klasik lebih berpengaruh daripada heavy metal.
Dengan kata lain, otak menjadi penentu utama dan hormon yang dilepaskan pun bersifat subjektif.
"Tidak ada musik yang ideal untuk semua orang," kata Ilic.
"Pasien harus memilih musik yang meningkatkan emosi positif dan membuat mereka senang atau santai."
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013