Sampai pada akhir tahun (2023), total nilai realisasi program TJSL adalah sebesar Rp11,24 miliar dengan persentase 48 persen di Pilar Sosial, 36 persen di Pilar Ekonomi dan 16 persen di Pilar Lingkungan
Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah melaksanakan serangkaian kegiatan bertajuk HK Peduli Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Pendidikan pada tahun 2023 dengan total nilai realisasi tercatat mencapai Rp11,24 miliar.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa di 2023, Hutama Karya sudah menjalankan beragam program TJSL di sejumlah wilayah Sumatera, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Timur hingga Sulawesi Utara.
“Sampai pada akhir tahun (2023), total nilai realisasi program TJSL adalah sebesar Rp11,24 miliar dengan persentase 48 persen di Pilar Sosial, 36 persen di Pilar Ekonomi dan 16 persen di Pilar Lingkungan,” ujar Tjahjo dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Program-program TJSL berfokus pada dampak, peningkatan keterlibatan karyawan dan kolaborasi dengan berfokus kepada 3 bidang prioritas yakni pendidikan, lingkungan serta pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) utamanya pada wilayah yang berdekatan langsung pada aktivitas operasional.
Hutama Karya menjalankan sejumlah inisiatif di antaranya program pendidikan bertajuk HK Mengajar di wilayah Bengkulu dengan melibatkan relawan yang merupakan Insan Hutama.
Menurut Tjahjo, kegiatan tersebut memberikan manfaat dalam mewujudkan pembangunan karakter pada anak usia sekolah agar dapat memiliki pola pikir, perilaku positif dalam hubungan sosial masyarakat serta menumbuhkan konsistensi terhadap pembelajaran berkelanjutan.
Dari sisi lingkungan, Hutama Karya juga melaksanakan program penyediaan fasilitas air bersih layak konsumsi atau Smart Water di Desa Buyut Utara, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah bagi 3.851 jiwa dan 996 kepala keluarga secara merata dengan kuota yang diberikan per orang sebesar 60-80 liter/hari sebagai solusi untuk mengatasi krisis air bersih.
Dari aspek lingkungan, Hutama Karya membangun Unit Pengolahan Sampah dengan media lalat “tentara hitam” atau Black Soldier Fly (BSF) di Rest Area 277A Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan untuk mengolah buangan sampah organik di area tersebut yang kemudian menghasilkan 2 produk yaitu pupuk organik dan larva BSF sebagai pakan pendamping ternak.
Kemudian pada aspek pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK), Hutama Karya turut menjalankan program pelatihan serta pendampingan kepada para tenant yang tersebar di beberapa Rest Area JTTS.
Selain itu, Hutama Karya juga melakukan serangkaian kegiatan pembinaan sekaligus mengikutsertakan dalam ajang pameran kepada mitra UMK yakni KINNI Store.
Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan produk inovatif, memiliki nilai jual tinggi dan disesuaikan dengan minat pasar yang secara keseluruhan dapat meningkatkan angka penjualan sebesar 15-20 persen setiap tahunnya.
Tjahjo menyampaikan Hutama Karya berkomitmen agar setiap kegiatan dapat dilaksanakan tepat sasaran, seluruh bantuan yang diberikan juga sesuai atas kebutuhan, memberikan dampak untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta dapat terasa keberlanjutannya dengan turut dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap setiap program.
“Capaian di 2023 akan berlanjut di 2024 sebagai cerminan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi, berkolaborasi lebih erat dengan pemangku kepentingan serta memberikan nilai tambah bagi semua pihak,” ucap Tjahjo.
Baca juga: Hutama Karya cetak laba bersih sebesar Rp1,66 triliun pada 2023
Baca juga: Hutama Karya rencanakan penyesuaian tarif empat ruas tol Trans Sumatera pada 2024
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024