Putrajaya, Malaysia (ANTARA News) - Organisasi Konferensi Islam (OKI) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mewujudkan gencatan senjata di Timur Tengah, khususnya di Lebanon. Desakan OKI tersebut merupakan salah satu butir dari Deklarasi Putrajaya terhadap Situasi di Lebanon yang merupakan hasil sidang darurat OKI di Putrajaya, Malaysia, Kamis, yang dihadiri 18 negara anggota OKI. OKI mengutuk keras agresi Israel ke Lebanon yang merupakan kejahatan dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan wilayah. Dan untuk itu Israel diminta bertanggung jawab atas konsekuensi dari agresi tersebut. OKI secara khusus juga mengutuk keras serangan udara Israel yang membabi buta terhadap Desa Qana, Lebanon Selatan pada 30 Juli 2006 yang menewaskan lebih dari 60 warga sipil yang kebanyakan anak-anak. Selain itu, OKI meminta perhatian dunia Internasional untuk membantu Lebanon antara lain dengan mengorganisasikan bantuan kemanusiaan, serta bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Lebanon. Usai sidang tersebut, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi yang juga Ketua KTT OKI ke-10 menyatakan kegembiraannya terhadap jalannya sidang dan deklarasi yang dihasilkan. "Kita sepakat membantu Lebanon, kami ingin membantu agar penderitaan rakyat Lebanon bisa dihentikan," katanya. Sidang darurat tersebut, kata Badawi, juga mendukung tujuh poin rencana yang diajukan Lebanon, di antaranya agar pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) lebih diperluas lagi dengan keikutsertaan negara-negara anggota OKI. Selain itu, katanya, negara anggota OKI akan menulis surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang berisi keprihatinan terhadap masalah Timur Tengah. Masalah Palestina, Irak, dan Afghanistan bisa menjadi sebab munculnya tindak kekerasan. Jika perang di Lebanon tidak segera dihentikan maka dikhawatirkan juga akan menjadi sebab munculnya radikalisme, katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006