Saya percaya current account deficit kita hingga akhir tahun sekitar tiga hingga empat persen dari PDB
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemerintah akan berupaya untuk mengecilkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit pada neraca transaksi berjalan Indonesia hingga di bawah tiga persen.
"Defisit transaksi berjalan atau CAD ini diusahakan di bawah tiga persen, tetapi yang jelas defisit itu pasti akan di bawah 4,4 persen. Kalau IMF (International Monetary Fund) memperkirakan sebesar 3,4 persen," kata Chatib saat ditemui usai menghadiri rapat paripurna di Gedung Nusantara II DPR di Jakarta, Selasa.
Chatib mengaku optimistis bahwa defisit transaksi berjalan yang sekarang ini meningkat akan menjadi lebih rendah pada triwulan ke tiga, karena efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Saya percaya current account deficit kita hingga akhir tahun sekitar tiga hingga empat persen dari PDB (produk domestik bruto). Pokoknya CAD pada triwulan ke tiga itu akan lebih rendah dari CAD pada triwulan ke dua," ujarnya.
Menurut dia, perkiraan semakin membaiknya kondisi CAD Indonesia pada triwulan III itu diduga sebagai efek positif dari kenaikan harga BBM yang sudah akan terlihat pada beberapa bulan mendatang.
Namun, Menkeu juga mengatakan efek positif dari kenaikan harga BBM belum dapat terlihat hanya dalam waktu satu bulan.
"Karena sederhana saja, harga BBM itu dinaikkan pada 22 Juni, dan kalau untuk impor kan sudah ada kontrak yang tidak akan hilang dalam satu bulan. Namun, kalau sudah dua atau tiga bulan ke depan, saya rasa dampak positif kenaikan harga BBM bersubsidi akan mulai terlihat," katanya.
Oleh karena itu, dia menekankan semua pihak untuk tidak melihat tren defisit transaksi berjalan hanya per bulan, melainkan per triwulan.
"Itu sebabnya saya selalu mengatakan untuk melihat CAD pada triwulan III karena kalau lihat per bulan saya kira itu terlalu pendek untuk bisa lihat respon," tegasnya.
Walaupun demikian, ia meyakini gejala penurunan konsumsi BBM sudah mulai terlihat sejak Juli karena beberapa data yang diterima Kementerian Keuangan menujukkan bahwa konsumsi minyak pada Juli sudah mulai berkurang.
Selain itu, Chatib mengatakan pihaknya akan terus mengawasi pelaksanaan program-program terkait kebijakan pemerintah untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan, salah satunya program pengurangan impor migas dengan percepatan konsumsi biodiesel.
"Pokoknya, kami akan terus memonitor pelaksanaan program-program untuk pengurangan defisit transaksi berjalan, seperti program penggunaan biodiesel," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk meningkatkan penggunaan biodiesel pengganti solar guna mengendalikan desifit neraca transaksi berjalan yang terus terjadi dalam tujuh triwulan terakhir karena impor migas yang masih tinggi.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013