Kazakhstan (ANTARA News) - Kazakhstan memandang Indonesia sebagai salah satu mitra penting dalam peningkatan perdagangan karena memiliki peluang kerja sama serta komoditas yang saling menguntungkan.
"Kunjungan ini penting bagi kedua negara dan Kazakhstan memandang Indonesia sebagai mitra yang penting," kata Perdana Menteri Kazakhstan Serik Akhmetov saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Astana, Kazakhstan, Selasa.
Ia percaya kerja sama antara kedua negara akan terus meningkat seiring dengan komitmen kedua pemimpin negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Nursultan Nazarbayev.
Sementara itu Presiden Yudhoyono mengatakan pertemuannya dengan Presiden Nazarbayev pada Senin (2/9) berlangsung dalam suasana yang sangat baik dan merupakan lembaran baru dalam kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
"Kazakhstan memiliki perkembangan yang luar biasa di bidang ekonomi, memiliki potensi besar dan bila bisa dikelola dengan baik tentunya akan membawa hal yang baik bagi kedua negara," katanya.
Selain menerima PM Kazakhstan, Presiden juga menerima rombongan komite ekonomi Kazakhstan dan beberapa pengusaha di tempat yang sama.
"Saya kira semua mengetahui ada peluang di Indonesia yang dapat kita kerjasamakan. Misalnya peluang itu di bidang energi dan pangan, transportasi dan turisme. Peluang industri pangan, kapas dan juga farmasi serta berbagai aktivitas bisnis yang bisa dilakukan baik di Kazakhstan dan Indonesia," kata Presiden.
Presiden mengatakan bisnis berkaitan dengan komoditas kapas dan kelapa sawit serta terigu juga bisa dikembangkan lebih jauh diawali dengan pertemuan antara pengusaha Indonesia dan Kazakhstan.
Mendampingi Presiden dalam pertemuan itu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendikbud Muhammad Nuh, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tandjung serta sejumlah pejabat lainnya.
Menurut data Kementerian Perdagangan RI, perdagangan antara kedua negara pada 2012 mencapai 63,1 juta dolar AS meningkat 90 persen dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 33,1 juta dolar AS. Terdapat kecenderungan kenaikan 16,8 persen pada lima tahun terakhir.
Indonesia masih mengalami defisit sebesar 46 juta dolar AS dengan impor utama zinc, flat roaled iron dan kapas.
Sementara ekspor RI ke Kazakhstan bernilai 8,4 juta dolar berasal dari mesin percetakan, elektronik, tembakau, minyak kelapa sawit dan suku cadang kendaraan.
Sementara dari biro pusat statistik Kazakhstan menyebutkan volume perdagangan kedua negara pada 2012 mencapai 75 juta dolar as atau naik sekitar 94 persen dari tahun 2011 yang tercatat 38,7 juta dolar.
Kazakhstan mengalami surplus 530.000 dolar dengan rincian ekspor ke Indonesia tercatat 37,970 juta dolar dan impor 37,440 juta dolar. Perbedaan pencatatan karena pada umumnya perdagangan Indonesia dan Kazakhstan melalui negara ketiga.
Kepala Negara pada Selasa sore waktu setempat dijadwalkan mengakhiri kunjungan kerja di Kazakhstan dan bertolak menuju Warsawa, Polandia untuk kunjungan kerja sebelum menghadiri KTT G-20 di St Petersberg Rusia.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013