Jenewa (ANTARA News) - Lebih dari dua juta pengungsi melarikan diri dari perang saudara di Suriah, menumpukkan tekanan pada negara tetangga tuan rumah, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa.

Gelombang anak-anak, perempuan dan laki-laki melintasi perbatasan meningkat hampir sepuluh kali lipat dalam 12 bulan belakangan, kata angka badan pengungsi PBB (UNHCR).

"Suriah telah menjadi tragedi besar bencana kemanusiaan abad ini - memalukan dengan penderitaan dan perpindahan yang tak tertandingi dalam sejarah," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antanio Guterres, dalam satu pernyataan.

Rata-rata, hampir 5.000 orang berlindung di negara tetangga Suriah setiap hari, menurut laporan tersebut.

"Jika situasi terus memburuk pada tingkat ini, jumlah pengungsi hanya akan tumbuh, dan beberapa negara tetangga bisa dibawa ke titik kehancuran," kata utusan UNHCR dan bintang Hollywood Angelina Jolie.

Jumlah pengungsi di dalam wilayah Suriah tampak stabil pada sekitar 4,25 juta orang, kata laporan itu.

Menteri Irak, Jordania, Lebanon dan Turki - empat tuan rumah utama pengungsi Suriah - akan bertemu dengan para pejabat badan ini Jenewa pada Rabu, untuk bekerja giat guna meningkatkan lebih banyak bantuan internasional.

UNHCR mengatakan bulan lalu bahwa pekerjaannya sejauh ini menghentikan krisis pengungsi di luar kendali.

Tetapi "strategi yang jauh lebih substansial dan koheren" adalah memerlukan bantuan 2,9 miliar dolar AS untuk pengungsi yang sudah berlangsung, ditambahkan kemudian.

Pemberontakan Suriah melawan empat dekade pemerintahan oleh keluarga Presiden Bashar al-Assad telah berubah menjadi perang saudara semakin sektarian yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang.
(H-AK)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013