Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat melibatkan tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengecek pergerakan tanah yang mengancam permukiman warga di Kecamatan Banjarwangi.

"Kita sudah melakukan asesmen ke sana dan kita sudah mengirim surat ke PVMBG untuk dicek bagaimana pergerakan tanah di sana, apakah berkelanjutan atau tidak," kata Kepala Pelaksana BPBD Garut Aah Anwar Saefuloh kepada wartawan di Garut, Senin.

Ia menuturkan BPBD Garut sudah mendapatkan informasi adanya pergerakan tanah yang baru pertama kali terjadi di Kampung Jaringao, Desa Telaga Sari, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (27/1/2024) malam.

Dengan adanya kejadian itu, kata dia, tim awal BPBD Garut sudah mengecek kondisi daerah yang dilanda bencana pergerakan tanah, kemudian mencatat apa saja yang terdampak akibat peristiwa itu.

Ia menyampaikan tim yang diterjunkan ke lapangan itu untuk menentukan kebijakan selanjutnya terkait upaya merelokasi warga yang rumahnya terdampak pergerakan tanah.

"Untuk evakuasi nanti kita laporkan ke pimpinan," katanya.

Ia mengatakan BPBD Garut dalam menentukan kebijakan merelokasi permukiman warga di daerah itu akan terlebih dahulu menunggu hasil keputusan atau rekomendasi dari PVMBG.

Baca juga: Polisi bantu evakuasi warga yang terdampak pergerakan tanah di Garut

Baca juga: Longsor dan pergerakan tanah landa sejumlah wilayah di Sukabumi

Jika hasilnya seluruh atau sebagian rumah warga harus direlokasi, maka pemerintah daerah akan merelokasinya ke tempat yang lebih aman. Apabila hasilnya tidak berbahaya maka akan diberi bantuan stimulan untuk perbaikan rumah.

"Kita usulkan untuk relokasi atau bantuan stimulan untuk bangunan," katanya.

Bencana alam pergerakan tanah terjadi di Kampung Jaringao, Desa Telaga Sari, Kecamatan Banjarwangi, Sabtu (27/1) malam, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Kejadian itu menyebabkan retakan tanah sepanjang 100 meter dengan lebar atau belahan tanah sekitar 1 meter dan kedalamannya sekitar 15 sentimeter.

Akibat pergerakan tanah tersebut, satu rumah warga milik Ilham rusak berat, kemudian ada tiga rumah warga yang juga terdampak dan mengancam keselamatan penghuninya.

Tercatat dari empat rumah itu terdapat 13 anggota keluarga yang semuanya dievakuasi ke rumah saudara yang lebih aman untuk menghindari dampak dari bencana pergerakan tanah tersebut.

Baca juga: Bencana pergerakan tanah rusak rumah di Kampung Cikontrang Sukabumi

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024