“Dalam cuaca ekstrem yang lebih panas, beberapa penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi termasuk heat stroke, dehidrasi, heat exhaustion, heat cramps, dan eksaserbasi atau kekambuhan kondisi medis yang sudah ada, seperti penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan penyakit kulit,” kata dr. Sukamto saat dihubungi ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Senin sore.
Menurutnya, gangguan kondisi kesehatan akibat cuaca ekstrem juga dapat terjadi pada orang yang rentan dengan kondisi stres, serta menimbulkan kekambuhan penyakit yang sudah diderita seseorang, seperti gangguan jiwa yang berat hingga penyakit autoimun.
Oleh karena itu, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia ini memberikan sejumlah kiat untuk menghadapi cuaca ekstrem yang akan datang. Pertama, gunakan sun screen (tabir surya), pakaian panjang, topi atau payung untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari secara langsung.
Baca juga: Cuaca panas dapat tingkatkan infeksi demam tifoid
Kedua, perbanyak minum air untuk menjaga hidrasi tubuh dan hindari aktivitas di luar ruangan pada saat suhu paling panas. Ketiga, hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Terakhir, carilah tempat yang sejuk atau ber-AC untuk menghindari panas yang berlebihan.
Namun, jika seseorang mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh cuaca panas, seperti heat stroke, ada sejumlah langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan, yakni memindahkan orang tersebut ke tempat yang sejuk dan melonggarkan pakaian orang tersebut jika terlalu ketat.
“Berikan minuman dingin (bukan alkohol atau minuman berkafein) jika orang tersebut sadar dan mampu minum. Panggil bantuan medis segera,” kata Sukamto.
Saat kondisi cuaca panas ekstrem, Sukamto menyarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu intens atau berat. Olahraga yang lebih disarankan saat cuaca ekstrem adalah olahraga dalam ruangan, seperti berenang, yoga, atau berjalan di treadmill.
Baca juga: Herbal bisa jadi pilihan saat cuaca panas
Jika ingin melakukan olahraga di luar ruangan, dia menyarankan untuk melakukannya pada pagi atau sore hari ketika suhu udara lebih rendah.
Dia juga memberikan beberapa saran untuk masyarakat dalam menghadapi cuaca panas ekstrem, antara lain menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekitar untuk tetap terhidrasi dengan baik.
Selain itu, hindari terlalu lama berada di luar ruangan pada saat suhu paling panas dan selalu gunakan pakaian yang nyaman serta dapat melindungi diri dari sinar matahari langsung.
“Jika mengalami gejala yang mencurigakan atau gangguan kesehatan akibat cuaca panas, segera cari pertolongan medis,” begitu saran dokter Sukamto.
Pada Januari 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis sebuah laporan dalam Pandangan Iklim Tahun 2024. Laporan itu mengungkap bahwa suhu permukaan atau cuaca diprediksi menjadi lebih hangat dibanding normalnya, sehingga masyarakat harus mewaspadai kondisi panas ekstrem yang mungkin terjadi di tahun ini.
Baca juga: Kiat atasi batuk akibat cuaca panas yang tinggi polusi
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024