"Kontes Miss World akan memberikan efek ekonomis ganda, diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali, asalkan didukung berbagai aktivitas seperti penampilan kesenian, penggunaan tenaga lokal, dan produk-produk lokal," kata akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana itu, di Denpasar, Selasa.
Ia mengapresiasi rencana panitia yang akan meminta kontestan "Miss World" untuk menggunakan kain endek pada salah satu agenda karantina di Bali. Demikian juga diagendakan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata di Pulau Dewata.
"Endek adalah salah satu produk lokal Bali yang sangat layak dikenalkan pada dunia internasional. Selain endek, hendaknya para kontestan dapat disuguhi kuliner tradisional. Banyak produk lokal kita yang layak diperkenalkan pada kontes Miss World sehingga dapat memberi kemanfaatan bagi masyarakat kita," ujarnya.
Namun, jika ajang ratu kecantikan itu sangat minim menggunakan produk dan tenaga lokal, maka tidak dapat mengakselerasi pendapatan masyarakat Bali.
Dari sisi pariwisata, menurut dia, kontes Miss World semakin menggaungkan nama Bali ke dunia internasional karena dapat menjadi sarana promosi gratis. Apalagi kalau penyelenggaraannya berjalan sukses dan aman.
"Tidak hanya bagi Bali, sekaligus Indonesia secara keseluruhan karena di dunia internasional tidak bisa dilepaskan bahwa akan disebut-sebut juga Indonesia menjadi tuan rumah ajang kecantikan itu," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, kontes tersebut dapat menjadi ajang pengembangan budaya internasional. Kontes Miss World juga memberikan dampak positif membangkitkan motivasi, inovasi dan kreativitas dari masyarakat Bali dan juga Indonesia.
"Asalkan kemasan yang ditampilkan para kontestan dapat menghormati budaya kita. Kemasan yang ditampilkan harus ditata sedemikian rupa," kata Murjana Yasa. (*)
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013