Di tengah gejolak global yang tinggi pada 2023, dari tensi geopolitik yang meningkat, tingkat suku bunga global yang tinggi, pasar obligasi Indonesia terbukti resilien dan masih memberikan return 8,7 persen. Kami memperkirakan, kinerja positif ini ma

Jakarta (ANTARA) - Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan tren obligasi korporasi (corporate bond) cenderung akan lebih positif pada 2024, dibandingkan pada 2023.

Menurut dia, dalam Economic and Market Outlook 2024 di Jakarta, Senin, terdapat tiga alasan obligasi korporasi berpeluang positif pada tahun ini, diantaranya, pertama, ada sebanyak Rp140 triliun obligasi korporasi akan jatuh tempo pada tahun ini, sehingga berpeluang adanya refinancing.

Kedua, arah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan solid pada tahun ini, sehingga kebutuhan ekspansif masih akan tinggi. Ketiga, dari sisi cost of fund, dimana Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya, sehingga imbal hasil obligasi (yield bond) akan ikut menurun, sehingga menciptakan potensi emiten refinancing date costnya bisa lebih murah pada 2024.

Secara valuasi, Ia memperkirakan imbal hasil obligasi Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun akan berpotensi turun ke level 5,9 persen atau kisaran di 5,8-6,0 persen, dimana return investasi di pasar obligasi pada 2024 diperkirakan akan memberikan imbal hasil sekitar 9,8 persen.

”Di tengah gejolak global yang tinggi pada 2023, dari tensi geopolitik yang meningkat, tingkat suku bunga global yang tinggi, pasar obligasi Indonesia terbukti resilien dan masih memberikan return 8,7 persen. Kami memperkirakan, kinerja positif ini masih akan berlanjut di 2024-2025,” ujar Handy.

Dalam kesempatan ini, Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan berada sekitar 5,1 persen pada 2024, ditopang oleh faktor-faktor seperti konsumsi rumah tangga dan inflasi.

“Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 akan mendorong konsumsi, meski investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil Pemilu dan arah kebijakan di masa depan,” ujar Rangga.

Pihaknya juga memproyeksikan inflasi tetap stabil di sekitar 3,2 persen pada 2024, suku bunga Bank Indonesia (BI) akan turun sebesar 75 basis poin ke 5,25 persen, serta nilai tukar rupiah diperkirakan menguat ke level Rp14.900 secara rata-rata, namun masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I-2024.

Baca juga: Mirae Asset sarankan reksa dana pasar uang dan obligasi korporasi

Baca juga: Manulife sebut 2024 jadi tahun yang konstruktif bagi pasar obligasi RI

Baca juga: Mandiri Investasi sarankan alokasi ke reksa dana obligasi di 2024

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024