Nairobi, Kenya (ANTARA) - Tiga negara bertetangga di kawasan Sahel (zona perbatasan antara Sahara di utara dan wilayah subur di selatan) pada Minggu (28/1) bersama-sama mengumumkan keluar dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS).

Tiga negara tersebut, yaitu Burkina Faso, Mali dan Niger, mengatakan bahwa penyebab mereka keluar karena ECOWAS telah tunduk kepada "kekuatan asing", serta menyalahkan terjadinya "penyimpangan dari cita-cita pendirian" blok regional tersebut.

Pengumuman tersebut mengejutkan bagi sebanyak 15 anggota ECOWAS, dengan kekhawatiran mengenai potensi meningkatnya ketidakstabilan politik dan ekonomi di wilayah Sahel yang sudah rapuh.

Burkina Faso, Mali dan Niger, yang semuanya merupakan anggota pendiri ECOWAS sejak pendiriannya pada 1975, menyatakan ketidakpuasan yang mendalam terhadap perkembangan blok tersebut saat ini.
Baca juga: Uni Eropa siapkan landasan sanksi bagi pimpinan kudeta Niger

Blok tersebut awalnya dibentuk untuk mendorong integrasi ekonomi dan kerja sama antar negara-negara Afrika Barat.

Pernyataan penarikan diri tersebut mengutip berbagai keluhan, termasuk "kurangnya dukungan konkret ECOWAS dalam memerangi terorisme" dan penerapan sanksi terhadap penguasa militer Mali.

Ketiga negara tersebut mengklaim bahwa ECOWAS telah menyimpang dari tujuan awalnya yaitu "pembangunan ekonomi, kemajuan sosial dan integrasi budaya" dan sekarang sedang "dimanipulasi oleh kekuatan eksternal."

Hubungan antara ECOWAS dan ketiga negara tersebut tegang setelah blok tersebut menuntut kembalinya pemerintahan sipil menyusul kudeta militer di Mali pada 2020, Burkina Faso pada 2022, dan di Niger pada Juli lalu.
Baca juga: Ambisi pribadi, disinformasi, dan politik etnis di balik kudeta Niger

Menanggapi pengumuman tersebut, ECOWAS mengatakan pihaknya belum menerima pemberitahuan formal langsung mengenai niat mereka menarik diri dari blok tersebut.

"Komisi ECOWAS sebagaimana diarahkan oleh otoritas kepala negara dan pemerintahan telah bekerja keras dengan negara-negara ini untuk memulihkan tatanan konstitusional," katanya.

"Burkina Faso, Niger dan Mali tetap menjadi anggota penting komunitas dan pihak berwenang tetap berkomitmen untuk menemukan solusi negosiasi terhadap kebuntuan politik," lanjut pernyataan tersebut.

Didirikan pada 28 Mei 1975, organisasi antarpemerintah di kawasan tersebut mengatakan bahwa mereka berupaya memfasilitasi kolaborasi di berbagai sektor termasuk perdagangan, keuangan dan keamanan untuk mendorong stabilitas dan pembangunan di kawasan Afrika Barat.

Selama bertahun-tahun, ECOWAS telah memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan regional dan meningkatkan kesejahteraan negara-negara anggotanya.

Baca juga: Mali, Burkina Faso kirim jet tempur bantu Niger hadapi ECOWAS

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024