Jayapura (ANTARA) - Kepala Polda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri menyatakan pihaknya bersama jajaran TNI provinsi setempat siap membantu KPU Provinsi Papua dalam mendistribusikan logistik, terutama ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
"TNI, Polri siap membantu bila KPU mengalami kendala dalam pendistribusian logistik," kata Mathius Fakhiri kepada ANTARA di Jayapura, Papua, Senin.
Mathius menjelaskan dari laporan yang diterima, untuk wilayah Papua terdapat lokasi yang sulit dijangkau akibat cuaca tidak bersahabat. Salah satunya ialah di Kabupaten Mamberamo Raya di mana jika air sungai meluap, maka harus berjalan kaki selama dua hingga tiga hari.
Selain itu, lanjutnya, ada pula pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudera Pasifik, sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena gelombang bisa mencapai dua meter.
Saat ini, Polda Papua memiliki dua kapal patroli yang disiagakan di Jayapura, sedangkan untuk pesawat atau helikopter berada di bawah kendali Kodam XVII/Cenderawasih.
Baca juga: Bawaslu Denpasar lakukan pengawasan melekat untuk logistik Pemilu 2024
"Yang pasti, bila KPU mengalami kesulitan saat mendistribusikan logistik dan meminta bantuan ke TNI, Polri; maka kami siap membantu," tegasnya.
Terkait pengamanan saat pendistribusian maupun pencoblosan, Mathius sudah menyiapkan personel yang akan bertugas untuk mengamankan pendistribusian logistik serta pemungutan suara.
Polda Papua memetakan tiga kategori wilayah, yakni sangat rawan, rawan, dan aman; dan untuk Provinsi Papua masuk kategori aman.
Sementara itu, untuk wilayah sangat rawan akan dikerahkan tujuh polisi didampingi 15 anggota Brimob, serta wilayah rawan terdapat dua anggota Polri didampingi 15 anggota Brimob.
Terdapat sembilan kabupaten dan kota di Provinsi Papua, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Supiori, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Waropen, serta Kabupaten Kepulauan Yapen.
Baca juga: KPU Papua BD pastikan logistik pemilu ke Tambrauw diangkut pesawat
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024