Ditulis laman Reuters, Kamis (25/1) waktu setempat, gaun serba hitam tersebut memiliki aksen compang camping seperti tergunting-gunting.
Model pertama berjalan keluar perlahan-lahan dalam gaun rok penuh yang ditutupi mantel satin besar, diikat di bagian pinggang, kerah terbalik membingkai wajahnya.
Baca juga: Hermes usung busana pria serbaguna untuk Paris Fashion Week
Siluet berikutnya tampak memiliki desain yang sama, tetapi dengan tambalan yang dipotong, untuk memperlihatkan kaki, bagian lengan, atau lapisan warna gading.
Penampilan lainnya juga ditata ulang menjadi bentuk yang benar-benar baru, termasuk satu gaun yang memiliki bahan compang-camping di setiap sisinya, dan satu lagi yang diiris hampir di tengah menyisakan satu bahu.
“Ini tentang kecintaan kami terhadap busana dan juga rasa tidak hormat terhadapnya, untuk hidup dalam keduanya pada saat yang sama,” kata Horsting di belakang panggung setelah pertunjukan.
Snoeren menjelaskan mengapa mereka menggunakan warna hitam di seluruh koleksinya.
"Kami ingin fokus pada siluet dan warna hitam membuat segalanya lebih abstrak,” ujarnya.
Label Viktor & Rolf adalah milik grup mode Italia OTB.
Pekan Haute Couture musim semi/musim panas Paris berlangsung hingga 25 Januari, dan menampilkan beberapa label industri paling terkenal, termasuk Chanel, Giorgio Armani , dan milik LVMH (LVMH.PA), membuka tab baru Christian Dior, serta desainer Yuima Nakazato , Imane Ayissi, Rahul Mishra dan Stephane Rolland.
Baca juga: Giorgio Armani pamerkan gaun penuh kilau di Pekan Mode Paris
Baca juga: UI Fashion Week mendukung perekonomian industri fesyen lokal
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024