semua meninggal karena usia lanjut dan penyakit bawaan

Wulanggitang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sebanyak empat warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki meninggal dalam masa tanggap darurat erupsi karena lanjut usia dan penyakit bawaan.

"Yang sudah meninggal empat orang dan informasi bahwa semua meninggal karena usia lanjut dan penyakit bawaan," kata Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi di posko pengungsian Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Minggu.

Doris menegaskan bahwa keempat warga terdampak itu meninggal bukan karena kondisi pengungsian yang buruk, apalagi semua kebutuhan di pengungsian terpenuhi.

"Kita perhatikan kebutuhan tempat tidur, makan, dan lainnya. Mudah-mudahan erupsi bisa berlalu sehingga kita bisa kembalikan mereka ke rumah," ucapnya berharap.

Ia juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur agar adanya santunan kematian yang diterima keluarga yang berduka.

Doris juga mengatakan selama di pengungsian tetap ada dukungan yang diberikan bagi kelompok rentan lain baik lanjut usia (lansia), disabilitas, ibu hamil, dan anak-anak.

Baca juga: Pemkab Flores Timur perpanjang masa tanggap darurat erupsi Lewotobi
Baca juga: PVMBG sebut aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mulai menurun

Dari data yang diperoleh, empat warga terdampak erupsi yang meninggal berasal dari Desa Nobo dan Nurabelen.

Camat Ile Bura, Petrus Pegan Tukan mengatakan dua warga dari Desa Nobo yang meninggal pada hari Kamis (25/1) dan Sabtu (27/1) memiliki riwayat penyakit bawaan.

Sedangkan menurut Tenaga kesehatan Desa Nobo dari Puskesmas Ile Bura, Maria Yohana Krispiani Alior, lansia perempuan dari Desa Nobo berumur 98 tahun yang meninggal itu tidak memiliki riwayat penyakit saat meninggal.

"Mama tidak ada penyakit, selama di rumah baik-baik saja, tapi mulai sakit saat dipindahkan ke pengungsian itu, mungkin disorientasi lingkungan jadi tidak makan dan tidak mau beraktivitas," kata Maria.

Sementara itu satu warga terdampak lain berasal dari Desa Nurabelen yang dinyatakan meninggal karena penyakit bawaan. Ia meninggal pada pertengahan Januari sebelum pindah ke posko pengungsian.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan 19 kali awan panas ke arah barat dalam sepekan
Baca juga: Gunung Ibu muntahkan abu vulkanik setinggi 1,5 kilometer
Baca juga: TNI bantu evakuasi 46 KK di radius 4,5 kilometer dari Gunung Marapi

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024