Putrajaya, Malaysia (ANTARA News) - Negara-negara Muslim, Kamis, mengatakan mereka bisa mengirim pasukan ke Lebanon jika penempatan pasukan internasional di negara itu berada di bawah pengawasan PBB. Pada pertemuan darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Putrajaya, Malaysia, Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu mengatakan negara-negara Muslim siap menyumbang pasukan jika mereka berada di bawah bendera PBB. "Banyak negara telah menyatakan kesediaanya untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera PBB," katanya. Ia mengatakan pasukan tersebut hendaknya merupakan bagian dari versi perluasan UNIFIL, Pasukan Interm PBB di Lebanon yang dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon tahun 1978 -- 22 tahun sebelum tentara Israel benar-benar meninggalkan wilayah itu tahun 2000. Pejuang Hizbullah sangat berhutang budi untuk mengakhiri pendudukan Israel namun tentara Israel itu kini kembali di Lebanon selatan menyusul penculikan dua serdadunya oleh pejuang Hizbullah pada 12 Juli. UNIFIL, salah satu operasi penjagaan perdamaian tertua dari organisasi dunia itu masih memiliki sekitar 2.000 pasukan di lapangan. Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz mengatakan negara-negara OKI hendaknya mendukung penempatan pasukan penjaga perdamaian PBB. "Pakistan salah satu penyumbang terbesar bagi sistem PBB. Saya mengusulkan negara-negara OKI agar mempertimbangkan untuk bergabung dengan prakarsa PBB dalam masalah ini," katanya kepada wartawan di sela-sela pertemuan itu. "Kami mendukung semua upaya penjagaan perdamaian. Oleh karena itu kami semua berada disini." Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi selaku ketua OKI mengatakan seluruh negara Muslim harus mengambil tindakan tentang konflik di Lebanon. "Kita tidak bisa secara terus menerus sekedar mengeluarkan pernyataan mengutuk kekerasan itu," kata Abdullah dalam pidato pembukaan pada pertemuan darurat itu dikutip AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006