Yogyakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selama semester pertama tahun 2006 hanya mencapai lima persen atau terserap Rp12 triliun dari yang direncanakan selama 2006 sebesar Rp76,2 triliun. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Ch. Fadjrijah usaha menghadiri pameran perbankan di Yogyarakta, Kamis, mengakui besaran pertumbuhan kredit UMKM semester pertama itu lambat dan kecil akibat sektor riil yang belum bergerak seiring dengan belum berjalannya proyek-proyek pemerintah yang biasanya berpengaruh pada sektor UMKM. "Kalau proyek-proyek pemerintah mulai jalan, pasti ada pengaruh pada jalannya kegiatan UMKM, karena proyek pemerintah, terutama di daerah-daerah berkaitan dengan kegiatan UMKM-nya. Harapan saya semester dua ini akan lebih cepat lagi, karena proyek pemerintah itu akan mulai cair pada semester dua ini," katanya. Ia optimistis bahwa target pertumbuhan kredit untuk UMKM sebesar 18-20 persen mampu dicapai dengan percepatan pada semester dua 2006 ini. Dikatakannya, dari total kredit UMKM sebesar Rp12 triliun itu sektor penyerap dana kredit terbesar masih di sektor konsumsi yang mencapai 49-51 persen, kemudian sisanya antara lain sektor transportasi, pertanian, dan industri. Siti Ch. Fadjrijah juga mengatakan, kredit bermasalah (non-performing loan) di sektor UMKM hingga Juni hanya sekitar 2,41 persen lebih kecil dari yang terjadi di usaha besar dan korporasi. Sementara itu porsi UMKM masih mayoritas dengan mencapai 52,19 persen dari total kredit perbankan yang tercatat sekitar Rp719 triliun. Ia menegaskan, untuk penyaluran kredit ke sektor UMKM, BI terus mendorongnya dengan strategi perbaikan terus-menerus kebijakan perkreditan, pengembangan kelembagaan dan bantuan teknis bagi UMKM (pelatihan dan penyediaan informasi), serta kerjasama dengan Pemerintah dan lembaga terkait.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006