BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (green loan) hingga mencapai Rp67,9 triliun pada 2023 atau tumbuh sebesar 13,6 persen dari posisi Desember 2022.
"Dalam mendorong pertumbuhan green loan ini, BNI telah menetapkan insentif keringanan bunga khususnya untuk empat kategori green loan, seperti energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam," kata Direktur Risk Management BNI David Pirzada dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat.
Pada sisi lain, BNI mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
Dalam penyaluran green bond tersebut, BNI telah memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, memproduksi energi bersih, menghemat energi, mendaur ulang sejumlah limbah, serta memelihara keberlanjutan sumber daya alam.
BNI juga memiliki perhatian khusus pada risiko transisi yang dihadapi debitur dan telah menerapkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong pelaksanaan prinsip environmental, social, and governance (ESG) termasuk di dalamnya transisi energi debitur. Sampai dengan 2023, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,6 triliun.
"Sebagai bukti keberhasilan BNI dalam pengelolaan keberlanjutan, selama tahun 2023 BNI juga berhasil memperoleh Rating A dari MSCI dan Rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4," ujarnya pula.
Dalam tahun 2023, BNI melakukan berbagai inisiatif sebagai first mover implementasi ESG pada sektor perbankan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan menetapkan target Net Zero Emission (NZE) aktivitas operasional BNI pada 2028 dan NZE pembiayaan pada tahun 2060.
"BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan," ujar David.
Dari sisi operasional, BNI telah melakukan perhitungan emisi scope 1, 2, dan 3 baik di kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang sesuai standar Greenhouse Gas (GHG) Protocol.
Untuk usaha penurunan emisi, BNI akan meningkatkan upaya efisiensi energi sampai ke level wilayah dan cabang serta memperbaiki proses pengelolaan sampah (waste management) untuk mengurangi waste to landfill.
Baca juga: BNI bukukan laba bersih Rp20,9 triliun pada 2023
Baca juga: BNI Mobile Banking mencatat volume transaksi hingga Rp1.216 triliun
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024