Urumqi (ANTARA) - Nilai perdagangan luar negeri Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut membukukan peningkatan sebesar 45,9 persen dalam basis tahunan (year on year/yoy) pada 2023, menurut otoritas bea cukai setempat pada Kamis (25/1).
Tahun lalu, total impor dan ekspor daerah itu melampaui 357 miliar yuan (sekitar Rp785,4 triliun), yang merupakan rekor tertinggi, menurut Bea Cukai Urumqi.
Pada 2023, nilai impor dan ekspor antara Xinjiang dan lima negara Asia Tengah--Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan--melonjak 50 persen (yoy), dan menyumbang 79,4 persen dari total perdagangan luar negeri Xinjiang.
Daerah tersebut menjalin hubungan perdagangan dengan 192 negara dan kawasan di seluruh dunia tahun lalu. Perdagangan Xinjiang dengan Malaysia, Afrika Selatan, Qatar, dan Aljazair juga mencatatkan peningkatan yang signifikan.
Perdagangan luar negeri perusahaan-perusahaan swasta di Xinjiang mencatatkan kinerja yang kuat dalam periode yang sama, dengan nilai perdagangannya melonjak 48,4 persen (yoy), menyumbang 93,2 persen dari total yang dibukukan daerah itu.
Xinjiang juga mencatatkan peningkatan daya saing dalam hal ekspor produk-produk padat karya dan elektromekanis.
Xinjiang terletak di jantung benua Eurasia dan berperan sebagai pusat transportasi yang penting di wilayah inti Sabuk Ekonomi Jalur Sutra.
"Keterbukaan Xinjiang menghadapi berbagai peluang yang signifikan pada 2024," tutur Wakil Direktur Bea Cukai Urumqi Li Qinghua.
Memanfaatkan pengembangan Zona Perdagangan Bebas Percontohan Xinjiang dan berbagai kebijakan lain yang menguntungkan, potensi bidang perdagangan luar negeri Xinjiang semakin diaktifkan, imbuh Li.
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024