Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih pada 2023 sebesar Rp20,9 triliun, atau tumbuh 14,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Laba perusahaan anak berkontribusi Rp419,4 miliar dengan pertumbuhan 36,2 persen yoy," kata Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers Paparan Kinerja BNI 2023 di Jakarta, Jumat.
Pendapatan non-bunga (non-interest income) juga terus memberikan dorongan positif pada profitabilitas, dengan pencapaian sepanjang 2023 sebesar Rp21,47 triliun atau tumbuh 6,6 persen yoy.
"Kebutuhan transaksi dari segmen business banking dan consumer dapat dijawab oleh berbagai channel digital, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten bagi BNI," ujar Novita.
Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2023 juga tercatat tumbuh 5,4 persen menjadi Rp810,73 triliun. Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2 persen.
"Tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana (Cost of Fund/CoF) yang memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan," tuturnya.
Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2 persen, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 di atas 3 persen.
Selain itu, sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR).
Rasio NPL pada akhir 2023 berada di level 2,14 persen, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81 persen, dan LaR pada 2023 berada di level 12,9 persen, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16 persen.
Baca juga: BNI catat kredit tumbuh mencapai Rp695 triliun pada 2023
Baca juga: BNI alokasikan KUR Rp36,5 triliun untuk dorong UMKM "Go Global"
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024