Dolar AS menguat terhadap mata uang G-10 setelah data produk domestik bruto (PDB) AS menunjukkan kondisi perekonomian AS tetap resilient
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Jumat ditutup menguat tipis di tengah kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tetap resilien.
Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah menguat satu poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.825 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.826 per dolar AS.
"Dolar AS menguat terhadap mata uang G-10 setelah data produk domestik bruto (PDB) AS menunjukkan kondisi perekonomian AS tetap resilient," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Josua menuturkan pertumbuhan PDB AS pada kuartal IV-2023 turun menjadi 3,3 persen dari 4,9 persen pada kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 2 persen.
Baca juga: Rupiah lesu karena data PDB AS lebih baik
Baca juga: Rupiah tergelincir 13 poin menjadi Rp15.839 per dolar AS
Secara keseluruhan, PDB AS tumbuh sebesar 2,5 persen pada tahun 2023 dari 1,9 persen pada tahun 2022.
Akibatnya, investor memperkirakan bank sentral AS atau The Fed akan semakin ragu untuk segera menurunkan suku bunga kebijakannya pada 2024.
Di sisi lain, imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun turun sebesar enam basis poin (bps) menjadi 4,12 persen sebagai dampak dari tingginya klaim pengangguran yang mengimbangi dampak data pertumbuhan PDB.
Baca juga: Rupiah anjlok menjadi Rp15.826 per dolar AS tertekan kinerja dolar AS
Baca juga: Rupiah turun 2 poin menjadi Rp15.715 per dolar AS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024