Sejujurnya, itu mengerikan, dan itu juga penghinaan buat lebih dari 1.000 staf, staf PBB, yang berada di lapangan di Suriah untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan dan yang akan terus mengirim bantuan penting

PBB, New York (ANTARA News) - Para pemeriksa senjata PBB telah melaksanakan "banyak kegiatan pencarian fakta" di lokasi di luar Ibu Kota Suriah, Damaskus, tempat senjata kimia diduga menewaskan ratusan orang, kata seorang juru bicara PBB di Markas PBB, Sabtu (31/8).

Belum ada laporan mengenai apakah gas beracun terlarang telah digunakan sampai pemeriksaan laboratorium dituntaskan, kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky ketika memberi penjelasan pers mengenai pertemuan antara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Angela Kane, Wakil Tinggi PBB Urusan Perlucutan Senjata yang baru saja kembali dari Damaskus.

Nesirky dengan tegas membantah pendapat bahwa kepergian para pemeriksa PBB dari Suriah pada Sabtu (31/8) membuka jendela bagi serangan militer AS.

"Saya telah melihat segala jenis laporan yang menyatakan kepergian tim senjata PBB agaknya membuka jendela bagi aksi militer," kata Nesirky selama pertemuan dengan wartawan pada Sabtu.

"Sejujurnya, itu mengerikan, dan itu juga penghinaan buat lebih dari 1.000 staf, staf PBB, yang berada di lapangan di Suriah untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan dan yang akan terus mengirim bantuan penting," kata Nesirky sebagaimana dilaporkan Xinhua.

"Tentu saja, akan bijaksana untuk memperhatikan susunan tim tersebut, yang berjumlah 1.000 lebih, untuk melihat siapa yang paling penting bagi pekerjaan yang sedang dilaksanakan," kata juru bicara itu. Ia menyatakan kemungkinan penyesuaian seluruh jumlah staf di negara yang dikoyak perang tersebut, setidaknya melalui penarikan sebagian staf internasional.

Kane, yang dikirim ke Suriah untuk merundingkan penyelidikan PBB mengenai dugaan serangan senjata kimia pada 21 Agustus, memberitahu Sekjen PBB pada Sabtu pagi, "Misi (PBB) itu dapat melaksakan sangat banyak kegiatan mencari fakta di lokasi yang diduga menjadi tempat serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus, kata Nesirky.

Para pemeriksa PBB telah membawa contoh ke Den Haag, Belanda, dan akan dipindahkan ke dua laboratorium di Eropa, kata Nesirky.

Kelompok pencari fakta dari PBB itu, yang dibentuk oleh Ban pada Maret atas permintaan Pemerintah Suriah, memiliki mandat untuk hanya memastikan apakah senjata kimia digunakan, tapi bukan siapa yang menggunakannya.

Juru Bicara PBB tersebut berikrar para pemeriksa senjata akan melakukan penilaian "yang tidak memihak dan dapat dipercaya" mengenai apakah senjata kimia digunakan dalam konflik Suriah, yang telah berlangsung selama 29 bulan.

Ban mendapat jaminan kembali dari Kane bahwa "apapun dapat dilakukan untuk mempercepat proses (analisis bukti yang dikumpulkan di Suriah) yang sedang dilakukan" sekarang, setelah tim senjata kimia PBB kembali ke Belanda, kaanya.

Ketika para ahli PBB menyelesaikan kajian sampel mereka, pemimpin PBB itu akan menerima informasi bersama dengan negara anggota PBB dan Dewan Keamanan PBB, kata Nesirky.

Namun ia menolak untuk memberi kerangka waktu kapan tim pemeriksa senjata kimia tersebut akan menyelesaikan laporan akhir mereka.
09-2013 08:05:39

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013