Indonesia sebagai negara kepulauan punya kerentanan terhadap dampak perubahan iklim
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang dilakukan sektor swasta untuk mengatasi polusi sampah plastik di Indonesia.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan sebanyak 18 persen dari total sampah di Indonesia adalah plastik dengan berat mencapai 13 juta ton per tahun.

"Kami mau segala pekerjaan ujungnya zero waste zero emission," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Vivien menuturkan Indonesia sebagai negara kepulauan punya kerentanan terhadap dampak perubahan iklim.

Pemerintah punya komitmen yang kuat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan iklim, salah satunya mengatasi polusi sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan.

Sampah plastik low-value seperti kantong kresek bekas, kata Vivien, kerap tidak tertangani dengan baik karena ringan dan tidak memiliki nilai ekonomi tinggi.

Menurutnya, inisiatif mengubah sampah plastik low-value menjadi upaya yang baik untuk menyelesaikan polusi sampah di Indonesia.

"Kita harus menyelesaikan sampah plastik low-value karena tidak banyak pemain di sana," kata Vivien.bb

Lebih lanjut dia berharap sektor swasta tidak hanya mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, tetapi kualitas bahan bakar minyak yang dihasilkan dari sampah plastik sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM.

Dengan demikian, bahan bakar minyak dari sampah plastik kelak bisa digunakan oleh publik.

Sektor swasta yang berkomitmen membantu pemerintah dalam menurunkan polusi sampah dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak adalah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).

Manajer Riset dan Pembangunan PPLI Lely Fitriyani mengatakan pihaknya telah merintis pengolahan limbah menjadi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1993.

PPLI telah memproduksi bahan bakar sintetis dari limbah berbahaya berkalori tinggi dan telah digunakan oleh para mitra mereka.

"Ini (olah limbah jadi bahan bakar) bukan hal baru bagi kami karena hampir 30 tahun kami sudah melakukannya. Pengalaman inilah yang menjadikan dasar kami untuk mengembangkan kepada sektor plastik," pungkas Lely.

Baca juga: Sampah plastik di RSU Negara-Bali dapat diolah menjadi kaki palsu

Baca juga: Indonesia dukung agenda global untuk mengakhiri sampah plastik

Baca juga: Menteri LHK sebut polusi sampah masih jadi masalah global

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024