Oleh karena itu perlu strategi yang kuat melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran, memperkaya program kegiatan, dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak
Medan (ANTARA) - Anak usaha BUMN PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau Indonesia Financial Group (IFG), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), membantu komputerisasi masyarakat di Gunungsitoli, Pulau Nias, Sumatera Utara (Sumut).
Dalam pernyataannya yang diterima di Medan, Kamis, Direktur Utama PT Askrindo Fankar Umran mengatakan bantuan tersebut diberikan melalui lembaga pendidikan nonformal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ziona Gunungsitoli.
"Askrindo memberikan bantuan 10 komputer kepada PKBM Ziona Gunungsitoli untuk ujian akhir kesetaraan nasional berbasis komputer," ujar Fankar.
Ia mengatakan fasilitas komputer tersebut juga dapat digunakan untuk keperluan orang banyak.
Baca juga: UT gandeng Pemkab Nias Barat perluas akses pendidikan tinggi di 3T
Melalui program komputerisasi PKBM itu, pihaknya ingin membantu masyarakat mendapatkan pendidikan yang baik dan setara dengan di kota besar.
Askrindo, lanjutnya, menaruh perhatian pada upaya PKBM yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), seperti Kepulauan Nias, demi memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh akses pendidikan.
PKBM di wilayah 3T, menurut Fankar, memiliki lokasi dan tempat belajar relatif sederhana, jumlah murid dan pengajar yang terbatas, serta sarana dan prasarana belajar mengajar seadanya.
Hal itulah yang membuat Askindo sejak tahun 2019 hingga saat ini, kata dia, menyumbangkan sebanyak 305 unit komputer untuk 25 PKBM yang tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara, melalui Program Askrindo Peduli Pendidikan.
Baca juga: Siswa SMPN 1 Nias terpaksa belajar di lantai
Sementara Ketua PKBM Ziona Gunungsitoli Rido Favorit Waruwu menyebut dukungan dari Askrindo dan masyarakat pada umumnya dibutuhkan agar anak didik mereka semakin bersemangat dalam belajar.
Hal tersebut dianggap Rido penting karena PKBM Ziona menghadapi beragam tantangan, mulai dari kekurangan pengajar sampai rendahnya minat menuntut ilmu.
"Oleh karena itu perlu strategi yang kuat melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran, memperkaya program kegiatan, dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak," kata Rido.
Baca juga: Mahathir "Kecil" Asal Nias Tak Sabar Ingin Masuk Sekolah Malaysia
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024