Kami memperkirakan satu serangan akan dilakukan pada setiap waktu. Kami siap membalas pada setiap waktu,"
Damaskus (ANTARA News) - Suriah memperkirakan serangan militer akan terjadi "setiap saat" dan siap melakukan pembalasan, kata seorang pejabat, Sabtu, beberapa jam setelah para ahli PBB yang menyelidiki dugaan serangan gas yang dituduh dilakukan pemerintah meninggalkan negara itu.
Keberangkatan para pemeriksa itu membuka pintu bagi kemungkinan serangan pimpinan Amerika Serikat setelah Presiden Barack Obama, Jumat sejauh ini memberikan indikasinya yang sangat jelas bahwa satu intervensi militer segera dilakukan.
"Kami memperkirakan satu serangan akan dilakukan pada setiap waktu. Kami siap membalas pada setiap waktu," kata pejabat itu kepada AFP, yang tidak bersedia namanya disebutkan.
Tim pemeriksa PBB yang beranggotakan 13 orang yang dipimpin Ake Sellstrom meninggalkan hotel mereka di Damaskus, dalam satu konvoi sebelum subuh dan memasuki Lebanon beberapa jam kemudian, kata para wartawan AFP.
Mereka menurut rencana akan melaporkan langsung setibanya di New York kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon dan rincian kesimpulan-kesimpulan mereka apakah satu serangan gas beracun benar-benar telah dilakukan di daerah pinggiran Damaskus pada 21 Agustus, berdasarkan sampel yang dikumpulkan di lokasi itu.
Pemerintah Obama mengatakan pihaknya tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan itu, menyatakan laporan intelijennya memberikan bukti kuat pemerintah Seuriah melancarkan serangan senjata kimia yang menewaskan 1.429 orang termausk setidaknya 426 anak-anak.
Pernyataan itu mendapat tanggapan yang menghina dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang negaranya adalah sekutu dekat Suriah, dengan mengatakan tuduhan bahwa pemerintah itu menggunakan senjata-senjata kimia "sama sekali omong kosong."
Obama, Jumat mengatakan: "Kami tidak dapat menerima satu dunia di mana wanita dan anak-anak dan para warga sipil yang tidak bersalah tewas akibat gas beracun."
Dunia memiliki kewajiban untuk meyakinkan kita mempertahankan norma menentang senjata-senjata kimia," kata presiden itu, menyalahkan gagalnya Dewan Keamanan untuk menyetujui satu tindakan.
Obama mengatakan ia sedang mempertimbangkan satu "opsi berskala luas" tetapi mengesampingkan "mengirim tentara" atau satu operasi jangka panjang."
"Kita sedang mempertimbangkan satu tindakan terbatas," katanya, sementara menegaskan tidak ada keputusan akhir dibuat mengenai serangan militer terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Prancis memberikan dukungannya pada rencana-rencana AS, dengan mengatakan satu "pesan keras" harus dikirim kepada pemerintah Bashar, tetapi para anggota parlemen Inggris menolak keterlibatan Inggris dalam aksi militer dan sejumlah sekutu AS mengatakan mereka tidak akan ikut serta.
(H-RN/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013