Radius aman 2 kilometer...
Garut (ANTARA News) - Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Guntur menyatakan tingkat aktivitas kegempaan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih terjadi sehingga status gunung masih ditetapkan waspada.
"Status Gunung Guntur tetap waspada karena aktivitas kegempaannya masih meningkat," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ade Koswara di Kampung Cukang Kawung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Tarogong Kaler, Sabtu.
Ia menuturkan, kegempaan Gunung Guntur terhitung mulai, Sabtu pukul 00.00 WIB sampai 09.00 WIB terjadi tiga kali gempa vulkanik dalam dan tujuh kali gempa vulkanik dangkal.
Jumlah kegempaan tersebut, menurut dia, menunjukan peningkatan dibanding hari sebelumnya pada waktu perhitungan yang sama atau sejak ditetapkan status dari normal menjadi waspada, Jumat (30/8).
"Sekarang masih ada peningkatan dalam waktu yang sama, tapi perhitungan selanjutnya suka fluktuatif, karena alam seperti itu," kata Ade.
Ia mengungkapkan, peningkatan aktivitas Gunung Guntur sudah terjadi sejak 19 sampai 20 Agustus 2013, namun belum dapat dinaikan statusnya dari normal menjadi waspada.
Status waspada tersebut, kata dia, radius aman bagi masyarakat sesuai rekomendasi PVMBG sekitar 2 km dari kawah puncak Gunung Guntur.
"Radius aman 2 kilometer, dalam radius itu jauh dari permukiman penduduk, jadi status waspada ini tidak membuat bahaya bagi masyarakat, asalkan jangan mendekati kawah," katanya.
Sementara itu, surat edaran PVMBG nomor 2109/45/bgl.V/2013 tanggal 30 Agustus 2013 pukul 16.00 WIB menetapkan status Gunung Guntur naik dari normal menjadi waspada.
Surat edaran itu menyebutkan adanya aktivitas kegempaan yang tercatat 1 sampai 7 Agustus 2013 terjadi enam kali gempa vulkanik dalam dan empat kali gempa vulkanik dangkal, kemudian 29 sampai 30 Agustus empat kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa vulkanik dangkal dan dua kali gempa tektonik jauh.
Status waspada sudah dua kali diberlakukan selama 2013, penetapan status waspada yang pertama terjadi pada 2 April 2013, namun kemudian kembali normal pada 7 Mei 2013.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013