Dijadwalkan selesai dalam 42 bulan, KLIP ingin mentransformasi Kuala Sungai Linggi menjadi Pusat Industri Global yang Ramah Lingkungan untuk Layanan Sumber Energi, Pelabuhan, dan Maritim. Rencana pengembangan proyek meliputi konstruksi penyimpanan tangki, galangan kapal, fasilitas fabrikasi industri berta, hard standing cargo handling area, dermaga, serta pergudangan dengan perkiraan biaya yang mencapai RM 15 miliar.
KLIP juga mengumumkan kontrak bernilai RM 760 juta yang diberikan kepada China Harbour Engineering Co Limited (CHEC). Biaya reklamasi total pada proyek ini mencapai RM 1,39 miliar pada pulau seluas 620 hektar.
Dengan proyeksi Gross Development Cost (GDC) sebesar RM 15 miliar dan Gross Development Value (GDV) sebesar RM 100 miliar, KLIP akan menghasilkan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) bernilai besar dari nilai tukar valas dalam proyek asing, serta Produk Domestik Bruto (PDB) dari industri lokal.
KLIP menjadi pelabuhan swasta yang membuat terobosan dalam standar fasilitas pelabuhan dengan menerapkan teknologi mutakhir, praktik berkelanjutan, serta solusi logistik yang efisien. Berkat lokasi strategis yang berada di Selat Malaka, KLIP berada di persimpangan rute pelayaran utama sehingga menjadi tautan penting dalam perdagangan internasional antara Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Dalam sambutannya, Tan Sri Datuk Seri Dr Noormustafa Kamal Yahya, Executive Chairman, KLIP, mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian di Malaysia, masyarakat lokal, dan mitra bisnis. Dia menekankan komitmen KLIP pada standar tertinggi dalam pelestarian lingkungan hidup dan aspek keberlanjutan. Komitmen ini sejalan dengan upaya dunia untuk mengurangi jejak karbon industri maritim.
"Acara peletakan batu pertama ini menjadi pencapaian bersejarah bagi Kuala Linggi International Port—lompatan besar dalam misi kami untuk menjadi pusat maritim kelas dunia. Kami tidak hanya membangun sebuah pelabuhan; kami membangun lambang kemajuan, kolaborasi, dan inovasi dalam ekosistem maritim yang menggerakkan pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang bagi generasi mendatang," jelas Tan Sri Noor.
Fasilitas mutakhir ini akan didesain agar mampu menangani kebutuhan penyimpanan tangki untuk kargo besar yang menampung zat cair, Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Natural Gas (LNG), serta area khusus Maintenance Repair and Overhaul (MRO) untuk kapal.
Pelabuhan ini siap menerapkan teknologi canggih seperti energi hijau, sistem logistik pintar, dan sistem penelusuran seketika (realtime tracking) guna mengoptimalkan efisiensi operasional dan mempersingkat waktu pengerjaan (turnaround time).
Proyek ini akan menciptakan 10.000 peluang kerja untuk tenaga kerja ahli, serta berkontribusi terhadap pembangunan sosial. Setelah rampung pada 2027, fase konstruksi KLIP segera menjadi katalis pertumbuhan ekonomi untuk ekspansi perdagangan dan inovasi teknologi.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024