Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kombes (Pol) Rudatin mengatakan tinggi badan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh genetik, namun juga asupan gizi yang baik.

Hal tersebut dikemukakannya dalam menanggapi survei yang dilakukan oleh World Population Review (WPR) yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan rata-rata penduduk berusia dewasa terpendek di dunia dari 199 negara yang disurvei.

"Pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi gizi betul. Pertumbuhan tulangnya berkaitan dengan zat gizi mikro seperti zinc (zat besi), kalium, dan protein juga sangat mempengaruhi," tegasnya saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Jakarta, Kamis.

Rudatin mengemukakan dirinya memiliki tinggi sekitar 158 cm, sedangkan anak keduanya memiliki tinggi sekitar 187 cm.


Baca juga: Ahli Gizi imbau masyarakat waspadai gula "tersembunyi" pada makanan

Baca juga: Ahli Gizi: Badan kurus bukan berarti bebas konsumsi garam, gula, lemak

"Jadi jangan bilang hanya faktor genetik saja, tapi prosesnya itu perlu," tambahnya.

Rudatin menjelaskan pada tubuh manusia terdapat dua fase pertumbuhan, yakni pertama pada saat menginjak fase balita dan kedua pada saat fase remaja dan dapat distimulasi dengan olahraga, terutama yang banyak mengandalkan tumit, serta ditunjang dengan gizi seimbang.

Gizi seimbang, kata dia, berbeda-beda sesuai individu dan postur tubuhnya. Ia menyarankan agar setiap orang menerapkan program "Isi Piringku" yang digaungkan oleh Kemenkes sebagai acuan bagaimana seharusnya seseorang makan dan mencukupi kebutuhan gizinya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengemukakan program gizi seimbang bertajuk "Isi Piringku" merupakan bentuk intervensi yang tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia.

"Program 'Isi Piringku' yang telah diterapkan di puskesmas merupakan langkah positif dalam mewujudkan gizi seimbang dan pencegahan obesitas," kata Dante.

Ia menjelaskan program "Isi Piringku" memuat seputar kualitas dan komposisi makanan yang dikonsumsi, yang sebelumnya dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna.

Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri atas 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri atas karbohidrat dan protein.


Baca juga: Wamenkes: "Isi Piringku" intervensi tepat atasi obesitas

Baca juga: Kemenkes anjurkan pola makan "Isi Piringku" hindari kanker

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024