Saya pikir kalau Indonesia mau maju, produk disiapkan dengan baik, dari BPOM, quality control, insurance rasa dan packaging juga harus benar. Kalau mau belajar harus belajar dari yang paling jago yaitu Jepang

Jakarta (ANTARA) - Smesco Indonesia akan memperluas akses ekspor bagi pelaku UMKM melalui program trade show atau pemeran dagang yang akan mengenalkan berbagai produk unggulan.

“Kalau kita mau mendorong ekspor pasti perlu pameran skala internasional. Kalau tidak industrinya tidak berkembang. Kalau hanya cross border dan marketing lewat e-commerce tapi saya rasa yang paling baik trade show yang bertemu directly dengan buyer tapi (pamerannya) tematik dan fokus,” kata Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco Indonesia Leonard Theosabrata saat konferensi pers di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Kamis.

Leonard menuturkan pada 2024, Smesco akan mulai menyasar pasar ekspor setelah berfokus pada pengembangan UMKM skala nasional pada tahun-tahun sebelumnya.

Rencananya, pameran dagang tematik tersebut rencananya akan dilaksanakan pada kuartal 3 tahun 2024 atau beriringna dengan waktu pameran dagang tahunan yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan. Lokasi pameran yang dipilih adalah Kawasan Ekonomi Khusus, Sanur, Bali yang terkenal dengan sektor food and beverage, wellnes, dan beauty.

“Kita juga ada Smesco Hub Timur di sana dan ada fasilitas yang memadai di sana. Dengan memuali showcase food and beverage yang ada di indonesia juga mendukung narasi yang ada di pemerintah Indonesia, salah satunya Indonesia Spice Up The World,” ucapnya.

Lebih lanjut Leonard menyampaikan bahwa untuk mendukung ekonomi dan perkembangan UMKM di Indonesia, pihaknya juga telah memulai penjajakan dengan persatuan pelajar di luar negeri untuk mewujudkan program Duta Ekspor.

Nantinya Duta Ekspor tersebut memiliki kewajiban untuk memetakan kondisi pasar di luar negeri, membangun jaringan hingga membentuk enterpreneur dengan melibatkan diaspora yang bermukim di luar negeri.

“Saya sudah zoom meeting dengan perwakilan dari Jepang, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika, mereka sangat antusias. Untuk pertama kita mau mereka mapping karena mereka kan ada di sana, mereka ada insight yang lebih baik dan keadaan kondisi disana, jadi mereka maping, market intelligence,” katanya.

Tak sampai di situ, sebagai upaya menjadikan produk UMKM mampu menembus pasar ekspor, Smesco juga akan berguru dengan perusahaan packaging atau kemasan dari Jepang.

Leonard menilai, produk UMKM sudah memiliki kualitas produk yang baik dan dilengkapi dengan berbagai sertifikasi seperti sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, kemasan produk UMKM belum sepenuhnya mampu memenuhi standar kemasan untuk ekspor.

“Saya pikir kalau Indonesia mau maju, produk disiapkan dengan baik, dari BPOM, quality control, insurance rasa dan packaging juga harus benar. Kalau mau belajar harus belajar dari yang paling jago yaitu Jepang,” katanya.

Baca juga: BI tingkatkan akses UMKM berorientasi ekspor terhadap pembiayaan

Baca juga: LPEI perluas akses pasar dan pengembangan kapasitas UMKM

Baca juga: LPEI-KJRI Guangzhou jalin kerja sama guna buka akses pasar ekspor

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024