Berdasarkan pantauan melalui satelit sejak 29 Agustus 2013 hingga kini terdeteksi 20 hingga 25 titik api yang tersebar di wilayah Kabupaten Musirawas, dan Musirawas Utara,"

Palembang (ANTARA News) - Titik api atau "hotspot" beberapa hari terakhir kembali terdeteksi di sejumlah wilayah Sumatera Selatan, setelah kondisi cuaca memasuki musim kemarau basah sejak awal Juni 2013 kini pada penghujung Agustus mulai sedikit turun hujan.

"Berdasarkan pantauan melalui satelit sejak 29 Agustus 2013 hingga kini terdeteksi 20 hingga 25 titik api yang tersebar di wilayah Kabupaten Musirawas, dan Musirawas Utara," kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel, Indra Purnama di Palembang, Jumat.

Sementara wilayah kabupaten dan kota Sumsel lainnya sekarang ini belum terdeteksi satupun titik api, katanya.

Menurutnya, titik api tersebut perlu diwaspadai mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kerugian harta benda, gangguan kesehatan, dan berbagai aktivitas masyarakat, karena jumlahnya berpotensi terus bertambah dan meluas ke daerah lain.

"Melihat kondisi cuaca di wilayah Sumsel akhir-akhir ini mulai sedikit hujan, masyarakat yang tinggal di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan diimbau mewaspadai bencana yang biasa timbul pada setiap musim kemarau itu," ujarnya.

Dijelaskannya, melihat perkembangan iklim yang beberapa hari terakhir cenderung panas serta mulai terdeteksi keberadaan titik api, diimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan "hotspot" agar meningkatkan kewaspadaan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Selain Musirawas, beberapa daerah yang tergolong rawan "hotspot" seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, karena daerah tersebut terdapat banyak lahan gambut serta lahan perkebunan, kata Indra.

Sementara Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumatera Selatan MS Sumarwan mengatakan, memasuki musim kemarau tahun ini, pihaknya telah menyiagakan sekitar 800 relawan guna mengantisipasi terjadinya bencana yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial.

Walaupun sekarang ini jumlah titik api masih tergolong sedikit dan belum berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, namun pihaknya bersama instansi terkait terus siaga pada daerah yang cukup rawan timbulnya bencana dampak musim kemarau itu, kata Sumarwan pula.
(Y009/N005)

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013