Manado (ANTARA) - Kota Manado pagi itu cerah dengan sinar Matahari menyinari langit. Pancaran cahayanya menciptakan warna jingga dan biru nan menawan dengan diselimuti udara sejuk dan segar. Kicau burung pada pagi itu menambah harmoni alam raya.

Orang-orang mungkin sedang menikmati pagi dengan santap ringan di warung kopi atau bersiap-siap memulai hari.

Begitupun dengan suasana hati seorang ibu yang tinggal di Kelurahan Dendengan, Christina Mangei, dengan membawa anak balitanya, bersiap-siap dengan penuh semangat.

Dengan senyuman hangatnya, ia memastikan bahwa ketiga anaknya sudah terawat dengan baik. Rumah sederhana mereka dihiasi dengan keceriaan anak-anak yang saling berbagi tawa.

Christina boleh dibilang seorang ibu rumah tangga yang tangguh. Pagi itu ia memutuskan berjalan kaki menuju Puskesmas Dendengan. Meskipun langkah-langkahnya ringan, hatinya penuh dengan harapan.

Suaminya, seorang pekerja buruh bangunan, telah meninggalkan rumah untuk mencari rezeki pada pagi-pagi benar.

Sementara di sebuah puskesmas, suasana ramai dengan keluarga-keluarga yang berkumpul menunggu pembagian paket makanan tambahan untuk mencegah stunting.

Christina dengan sabar menunggu giliran seraya bercerita dengan ibu-ibu lain yang juga hadir. Mereka berbagi pengalaman dan saling memberikan semangat.

Ketika giliran Christina tiba, petugas dengan ramah memberikan paket makanan tambahan yang berisi sumber nutrisi penting untuk tumbuh kembang anak-anaknya.

Christina terlihat begitu bersyukur dan senang. Senyumnya merefleksikan rasa lega karena bantuan dari program BRI Peduli ini akan membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya.

Sambil membawa pulang paket makanan, Christina melangkah pulang dengan hati penuh harapan.

Ia tahu bahwa bantuan ini bukan sekadar paket makanan, melainkan juga sebuah investasi untuk masa depan anak-anaknya.

Meski hidup sederhana, Christina yakin bahwa dengan cinta dan dukungan, keluarganya akan melangkah maju melewati segala rintangan.

Walaupun kadang Christina Mangei merasakan ketegangan karena suaminya yang biasanya pergi pagi-pagi untuk bekerja sebagai buruh bangunan, kadang tidak memiliki pekerjaan.

Dengan hati yang berat, Christina merasa beban tanggung jawab untuk menyokong keluarganya tiba-tiba terasa lebih berat.

Di rumah, tiga anak kecilnya yang polos dan riang seakan merasakan perubahan suasana. Christina mencoba menyembunyikan kekhawatirannya, tetapi raut wajahnya menggambarkan kegelisahan.

Ketika kebutuhan sehari-hari mulai menumpuk, Christina dengan berat hati memutuskan untuk mencari bantuan dari sanak saudara.

Dia menghubungi mereka dengan nada lembut, merinci situasinya tanpa ingin membebani. Keluarga dan sahabat-sahabatnya dengan cepat memberikan dukungan moral dan materi.

Christina merasa terharu melihat solidaritas di antara saudara dan teman-temannya. Meskipun keadaan sulit, dia menemukan kekuatan baru di dalam kebersamaan.

Sambil bersyukur atas bantuan yang diterimanya, Christina tetap berusaha mencari solusi jangka panjang.

Meskipun suaminya belum menemukan pekerjaan, mereka berdua berkomitmen untuk terus berjuang demi masa depan keluarga kecil mereka.

Setiap tantangan membawa hikmahnya, dan Christina mengajarkan anak-anaknya tentang kekuatan keluarga dan solidaritas. Meskipun dalam kesulitan, mereka belajar bahwa di dalam cobaan, ada kekuatan untuk bersama-sama bangkit, dan berupaya memberikan pemenuhan gizi yang seimbang kepada anak-anak sehingga bisa tumbuh sehat dan kuat.

Tepatnya pada perayaan Hari Gizi Nasional 2024, bank BUMN itu menggelar program pencegahan stunting yang begitu penting. Cerita dimulai di Kota Manado, di Puskesmas Ranomuut, di mana bank itu memulai kegiatan kemanusiaan ini.

Suasana riang menyelimuti lokasi, dengan Tim BRI Peduli yang penuh semangat membawa antropometri kit dan alat kesehatan pendukung penanganan stunting, menunjukkan komitmen serius bank tersebut mendukung masyarakat.

Menurut Regional Operation Head Regional Office BRI Manado David Joko Priyono, kegiatan serupa dilakukan di lima provinsi berbeda, yakni sebanyak 24 puskesmas dan salah satunya di Kota Manado menjadi saksi perjuangan melawan stunting.

Bukan hanya memberikan alat kesehatan, melainkan juga memberikan makanan tambahan untuk anak-anak stunting. Langkah ini diambil sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

Kepedulian bersama itu menunjukkan betapa penting pencegahan stunting dalam mendukung Hari Gizi Nasional. Masyarakat pun mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut, dan Puskesmas menjadi pusat perubahan yang berkelanjutan.

Dengan program ini, bank pelat merah itu bukan hanya membantu individu, melainkan juga turut serta dalam membangun fondasi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Setiap bantuan yang disalurkan adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih sehat, menyiapkan generasi emas di tahun 2045 yang diwujudkan oleh kepedulian salah satu bank terbesar di negeri ini.


Prevalensi rendah

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Manado Steaven Dandel, dengan wajah penuh semangat, mengungkapkan apresiasi mendalamnya kepada bank tersebut dalam upaya pencegahan stunting.

Prevalensi stunting di Kota Manado saat ini tergolong sangat rendah, hanya 0,6 persen. Berdasarkan hasil pengukuran dari 18.000 balita pada bulan Oktober 2023, hanya 125 balita yang mengidap stunting. Meski demikian, Pemkot Manado bertekad "menggunting" prevalensi stunting lebih rendah lagi, antara lain, dengan kolaborasi bersama pihak lain.

Menanggulangi stunting memang butuh koordinasi lintas sektoral sehingga Pemkot Manado membentuk tim penanganan stunting yang diketuai oleh Wakil Wali Kota Manado Richrad Sualang. Tim ini terdiri atas Dinas Perkim, PUPR, Dinas Kesehatan, dan dinas terkait lainnya.

Dinas Kesehatan melaksanakan penimbangan rutin setiap bulan pada balita, pemeriksaan ibu hamil, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri, sedangkan yang lain harus dilaksanakan oleh sektor terkait.

Adapun prevalensi stunting di Provinsi Sulut pada 2023 tercatat 20,5 persen dan ditarget turun signifikan pada 2024 ini, setidaknya sesuai dengan target nasional 14 persen.

Meski prevalensi stunting di Manado rendah, Dandel menegaskan komitmennya untuk terus menekan angka tengkes tersebut.

Mencegah stunting itu penting dan penting pula mengajak pihak lain dalam mengatasi tengkes ini.
​​​​​​
Penanggulangan stunting merupakan program nasional, salah satu program utama dalam mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, mengingat bonus demografi akan mencapai puncaknya, komposisi usia produktif yang berusia 18-60 tahun akan lebih banyak dibanding lansia dan anak, sehingga pertumbuhan ekonomi akan maksimal, di mana akan mencapai Indonesia maju.

Oleh karena itu, anak-anak saat ini pertumbuhannya harus betul-betul unggul agar momentum bonus demografi bisa meningkatkan kualitas SDM. Kalau tidak, mereka justru akan menjadi beban demografi.

Oleh karena itu program penanggulangan stunting menjadi prioritas. Apakah anak-anak saat ini memiliki kemampuan mumpuni ke depan? Perlu diperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan, supaya anak bisa bertumbuh maksimal

Patut diapresiasi keterlibatan BUMN di Kota Manado yang ikut menanggulangi stunting. Gangguan tumbuh kembang anak ini memang harus dikerjakan secara "malendong" atau keroyokan, bersama-sama.

Sebab untuk mengatasi stunting, yang harus dibenahi memang multisektor, mulai dari tersedianya air bersih, jamban, hingga asupan makanan yang menjadi prioritas Pemerintah Kota Manado.

Kerja sama antara sektor swasta, BUMN, dan pemerintah memang penting demi mencapai tujuan bersama, termasuk menurunkan kasus stunting.

Melihat ke depan, Pemkot Manado mengajak seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk bersatu dalam pencegahan stunting.

"Bersama-sama bisa menciptakan Manado yang sehat dan berkembang," ujarnya.


Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024