Jakarta (ANTARA) -
"Jadi kalau sudah ada rambu-rambu berat badan naiknya tidak sesuai, pertambahan panjang badannya tidak optimal itu sudah langsung bisa kontrol ke dokter spesialis anak atau bisa diperbaiki sebelum dia usia dua tahun, jangan sampai terlambat," kata Nita dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pengenalan aneka ragam makanan untuk penuhi gizi seimbang saat MPASI
Stunting merupakan suatu kondisi masalah kesehatan kronis yang terjadi sejak dalam kandungan. Jika kondisi tersebut tidak bisa ditangani setelah anak lewat masa dua tahun, sangat sulit untuk dikembalikan ke tumbuh kembang yang optimal.
Kalau dikejar setelah anak usia dua tahun dengan memberikan makan yang banyak, anak malah jadi kegemukan karena tinggi badan yang tidak proporsional.
Nita juga menekankan anak stunting berbeda dengan stunted atau hanya bertubuh pendek. Jika anak stunted karena pertumbuhan tinggi badan yang kronis, orang tua bisa langsung periksa ke dokter anak.
Status gizi ibu yang optimal saat merencanakan kehamilan juga bisa menjadi bekal bayi yang akan dikandungnya kelak akan tumbuh dengan baik.
"Setelah bayi lahir orang tua berperan penting memberikan kecukupan ASI dan kemudian MPASI nya dicukupkan hingga usia dua tahun, jadi lengkap sehingga tidak ada masa-masa terlewat," kata Nita.
Kebutuhan asupan nutrisi anak ketika memasuki usia 6 bulan tidak lagi bisa mencukupi hanya dari ASI, maka itu pada usia tersebut disarankan diberikan makanan pendamping ASI.
Jika kombinasi MPASI dan ASI tidak diberikan secara optimal dan berat badan tidak kunjung baik tapi tidak segera dikoreksi lama-lama panjang badan tidak ikut bertambah dan dikhawatirkan masuk kategori stunting.
Saran dari World Health Organization (WHO) mengatakan syarat pemberian MPASI adalah pertama tepat waktu usia 6 bulan, kedua diberikan cukup atau adekuat secara konsistensi, varian dan jumlah makanan, ketiga disiapkan dengan cara yang higienis agar mencegah infeksi dan terakhir berikan MPASI dengan cara yang benar dan lingkungan yang kondusif.
Sementara porsi MPASI yang harus disesuaikan mulai dari 6-8 bulan adalah 70 persen masih dari ASI dan 30 persen dari MPASI. Usia 9-11 50 persen dari ASI dan 50 persen dipenuhi dari MPASI. Kemudian, saat menginjak usia 1-2 tahun, ASI diberikan hanya 30 persen dan sisanya dipenuhi dari MPASI.
Baca juga: Ahli kesehatan anak ungkap penyebab anak tidak mau makan
Baca juga: Dokter: Ibu perlu kreatif memberikan MPASI meskipun bayi tumbuh gigi
Baca juga: Spesialis Anak: Pemberian MPASI untuk bayi memerlukan strategi khusus
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024