Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Praktisi media Abdul Choliq Baya meraih gelar doktor dengan membuat disertasi (mendisertasikan) tentang persaingan bisnis media di era disrupsi digital dalam sidang terbuka promosi doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Administrasi FISIP Universitas Jember (Unej), Rabu.

Menurutnya, keberadaan media cetak di era disrupsi digital semakin terpinggirkan, bahkan banyak yang kolaps karena ditinggalkan pembacanya.

"Konsumen media cetak banyak yang beralih ke bacaan digital berbasis internet. Alasannya karena lebih mudah didapat, murah dan lebih variatif isinya," tuturnya.

Hal itu, lanjut dia, beberapa tantangan dan persaingan yang harus dihadapi oleh pengelola media cetak di era digital saat ini dan kalau tidak mampu menaklukkan tantangan itu, secara otomatis namanya (media cetak) hanya tinggal kenangan.

"Fokus penelitian saya adalah Tantangan dan Persaingan Bisnis Media Cetak di Jawa Pos Radar Jember menghadapi Era Digital," kata Choliq yang sudah hampir 30 tahun menjadi praktisi media.

Menurutnya, saat ini perusahaan media cetak mengalami turbulensi yang amat dahsyat dan persaingan bisnis yang terjadi dalam berebut pembaca dan kue iklan tidak hanya dengan sesama media cetak, tapi juga dengan media online dan media sosial.

Bahkan, untuk mempertahankan hidupnya, beberapa perusahaan media cetak ada yang menjelma menjadi media daring, ada pula yang berkonvergensi dengan berbagai platform media baru sehingga menjadi perusahaan media multiplatform.

"Kalau pengelola media cetak tidak melakukan langkah-langkah antisipatif melalui inovasi manajemen maupun konten yang ditampilkan, serta terobosan lain, sudah pasti akan tergilas oleh kehadiran platform media baru," ujarnya.

Dalam disertasinya, Choliq pun fokus meneliti kebijakan manajemen bernama ASSSIC (Accurate, Solid, Speed, Smart, Innovative, Commitment) yang diterapkan di media cetak yang dikelolanya dalam menghadapi persaingan bisnis agar tetap eksis.

Kebijakan manajemen itu secara implementatif memunculkan dua inovasi yakni inovasi internal bernama ASSSIC-RJ dalam bentuk aplikasi digital yang dijadikan sistem informasi manajemen (SIM) sebagai acuan kinerja karyawan.

Melalui aplikasi ASSSIC-RJ, kinerja karyawan pun menjadi terukur secara digital tanpa harus bekerja di kantor tapi bisa dari mana saja.

Ia menjelaskan aneka macam strategi bersaing dalam bentuk inovasi manajemen itu dipadukan dengan inovasi produk yang menjadikan media-nya masih bisa eksis menghadapi era disrupsi digital saat ini.

Inovasi produk yang dilakukan antara lain dengan melakukan konvergensi (penggabungan) dengan platform media baru seperti media daring dan berbagai macam media sosial, sehingga sekarang sudah berubah menjadi media multiplatform dengan tetap mempertahankan keberadaan media cetak sebagai core bisnis.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024