Kolombo (ANTARA) - Inflasi Sri Lanka berpotensi naik menjadi lebih dari 7 persen pada Januari 2024, kata Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe, pada Selasa (23/1).

Berbicara dalam sebuah konferensi pers tentang tinjauan kebijakan moneter pertama pada 2024, dia mengatakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dan kenaikan harga sayuran akibat masalah sisi penawaran merupakan alasan utama untuk perkiraan itu.

Pasar Pettah di Kolombo, Sri Lanka, 1 September 2023. (Xinhua/Gayan Sameera)

Kenaikan PPN saja dapat mendorong inflasi naik ke angka sekitar 7 persen, ujarnya.

PPN tersebut dinaikkan sebesar 3 persen, dari 15 persen menjadi 18 persen, dan berlaku mulai Januari 2024, setelah RUU PPN (Amendemen) itu diloloskan di parlemen Sri Lanka pada Desember 2023.

Inflasi Sri Lanka, yang diukur oleh Indeks Harga Konsumen Kolombo (Colombo Consumer Price Index/CCPI), meningkat menjadi 4 persen pada Desember 2023 dari 3,4 persen pada November, ungkap Departemen Sensus dan Statistik Sri Lanka baru-baru ini.


Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024