New York (ANTARA News) - Kurs dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB) setelah pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua secara mengejutkan direvisi naik, sehingga menghidupkan kembali harapan bahwa Federal Reserve akan mengurangi stimulusnya.

Pada pukul 21.00 GMT, euro diperdagangkan di 1,3241 dolar turun dari 1,3338 dolar pada Rabu, lapor AFP.

Dolar dibeli 98,32 yen dibandingkan dengan 97,63 yen.

Euro jatuh menjadi 130,18 yen dari 130,23 yen.

Laporan Departemen Perdagangan AS pada Kamis memperkirakan bahwa ekonomi AS tumbuh sebesar 2,5 persen pada kuartal kedua, jauh di atas estimasi awalnya 1,7 persen dan lebih baik dari revisi 2,1 persen yang diperkirakan banyak analis.

Laporan ini menunjukkan belanja konsumen lebih baik serta data ekspor dan impor yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan laporan PDB awal.

Angka-angka PDB yang kuat meningkatkan kemungkinan The Fed akan memangkas program pembelian obligasinya 85 miliar per bulan, kata Christopher Vecchio, analis mata uang di DailyFX.

"Karena ekonomi AS tumbuh sejalan dengan perkiraan Federal Reserve mulai Juni, ada alasan untuk percaya bahwa Fed akan bergerak maju dengan rencananya untuk mengurangi laju QE3 pada bulan depan," kata Vecchio.

Kathy Lien, direktur di BK Asset Management, mengatakan, data Kamis menempatkan Fed "di jalur" untuk mengurangi program pembelian obligasinya pada September.

"Sebagian besar pembuat kebijakan mungkin akan membuat keputusan mereka pada saat mereka ingin mengurangi stimulusnya dan satu-satunya pertanyaan adalah berapa banyak pembelian obligasi harus dikurangi secara bulanan," kata Lien.

Pound Inggris merosot menjadi 1,5503 dolar dari 1,5525 dolar pada Rabu. Dolar naik menjadi 0,9308 franc Swiss dari 0,9220 franc.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013