New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street ditutup menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul kenaikan pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua dan pergeseran dalam ekspektasi yang menjauh dari serangan militer segera terhadap Suriah.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 16,44 poin (0,11 persen) menjadi 14.840,95, lapor AFP.

Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 3,21 poin (0,20 persen) pada 1.638,17, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq naik 26,95 poin (0,75 persen) menjadi 3.620,30.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua datang pada tingkat tahunan sebesar 2,5 persen, lebih cepat dari perkiraan semula sebesar 1,7 persen, Departemen Perdagangan AS mengatakan.

Belanja konsumen dan ekspor yang lebih kuat mendukung kenaikan dari laju kuartal pertama yang lamban 1,1 persen, sedangkan impor tumbuh lebih lambat dari perkiraan awal, kata departemen itu.

Selain itu, pengamat pasar telah ditenangkan oleh pergeseran yang muncul dari kekuatan AS dan Barat lainnya dalam hal waktu setiap serangan militer terhadap Suriah dan dalam menanggapi dugaan serangan senjata kimia terhadap rakyatnya .

"Tampak sepertinya menjadi kurang urgensi tentang serangan dalam waktu dekat," kata Alec Young, ahli strategi ekuitas global untuk S&P Capital IQ. "Tingkat tekanannya telah sedikit turun."

Komponen Dow Verizon naik 2,7 persen setelah raksasa telekomunikasi Inggris Vodafone mengatakan dalam pembicaraan mengenai kemungkinan penjualan sahamnya di Verizon. Saham tersebut dikatakan bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS. Saham Vodafone yang diperdagangkan di AS naik 8,1 persen.

Raksasa minyak Exxon Mobil dan Chevron, keduanya komponen Dow, masing-masing turun 1,8 persen dan 1,2 persen karena harga minyak mundur menyusul berkurangnya kecemasan atas Suriah.

Microsoft, komponen Dow lainnya, naik 1,6 persen karena laporan bahwa raksasa teknologi itu sedang mempertimbangkan investasi strategis di Foursquare, yang menyediakan rekomendasi tentang restoran dan layanan lainnya berdasarkan wilayah geografis.

Rumah mode Guess melonjak 12,9 persen setelah memperkirakan laba setahun penuh dalam kisaran 1,78 dolar AS hingga 1,92 dolar AS per saham, sedangkan analis saat ini memproyeksikan laba sebesar 1,80 dolar AS. Hasil di Amerika Utara kuat, tetapi Eropa Selatan tetap "menantang" dan perusahaan "mulai melihat perlambatan di China," katanya.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi negara AS 10-tahun jatuh menjadi 2,75 persen dari 2,78 persen pada akhir Rabu, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,70 persen dari 3,75 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013