Kairo (ANTARA News) - Polisi Mesir hari Kamis menangkap pejabat senior Ikhwanul Muslimin Mohamed El-Beltagi, kata beberapa sumber keamanan.
Penangkapan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian penahanan terhadap sebagian besar pemimpin tinggi kelompok garis keras itu sejak penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer pada 3 Juli, lapor Reuters.
Beltagi, Sekretaris Jendral Partai Kebebasan dan Keadilan kubu Ikhwanul Muslimin, mendesak warga Mesir bergabung dalam pawai protes Jumat untuk menentang militer, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan pekan ini oleh televisi Al Jazeera milik Qatar.
Sejak presiden dan pemerintah Ikhwanul Muslimin-nya digulingkan, pihak berwenang yang didukung militer melakukan aksi yang menewaskan ratusan pendukung Mursi dan menangkap banyak pemimpin kelompok itu, dalam apa yang mereka sebut sebagai "perang melawan terorisme".
Pemimpin tinggi Ikhwanul Muslimin, Mohamed Badie, dan deputi-deputinya, Khairat al-Shater dan Rashad Bayoumy, sudah disidangkan atas tuduhan antara lain mengobarkan kekerasan dalam kaitan dengan protes pada 8 Juli. Mereka menyebut persidangan itu sebagai bermotif politik.
Pihak berwenang juga memerintahkan penangkapan Beltagi pada 10 Juli atas tuduhan yang sama, yang terkait dengan upaya aparat untuk membuarkan ribuan pendukung Mursi yang menuntut pengukuhannya kembali sebagai presiden.
Sumber-sumber keamanan mengatakan, 53 pemrotes dan empat anggota pasukan keamanan tewas dalam bentrokan menjelang fajar. Militer mengatakan, "teroris" menyulut penembakan dengan menyerang pasukan.
Beltagi adalah pembicara utama di sebuah kamp protes pro-Mursi di kawasan masjid Rabaa Adawiya yang ditumpas oleh pasukan keamanan pada 14 Agustus, pada hari ketika lebih dari 600 orang tewas, sebagian besar dari mereka pendukung Ikhwanul Muslimin yang ditembak oleh polisi.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013