Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta pengusaha restoran dan kafe agar mengelola sampah secara mandiri dari sumbernya sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan komposisi sampah di restoran dan kafe lebih didominasi oleh sampah organik dan sisanya masih memiliki nilai jual untuk diolah.

"Komposisi sampah di restoran dan kafe sekitar 60 persen organik dan 40 persen memiliki nilai jual, seperti botol minuman," kata Dudy di Bandung, Rabu.

Baca juga: Sampah dari Kota Bandung yang masuk ke TPA Sarimukti telah berkurang

Menurut dia, untuk sampah residu yang dihasilkan oleh tempat kuliner itu sangat minim. Perkiraannya hanya sekitar 10 persen. Oleh karena itu, ia mengajak kepada para pengusaha agar mengolah sampah mulai dari sumbernya.

"Kalau lihat di lapangan atau di tempat pembuangan sampah, sampahnya masih campur. Oleh karena itu, kami imbau para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Kafe dan Restoran (Akar) Kota Bandung secara bersama menyelesaikan sampah di sumbernya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung Salman Faruq mengungkapkan kesadaran warga Kota Bandung mengelola sampah mulai meningkat.

Baca juga: Kota Bandung kembangkan Kang Empos atasi sampah jadi kompos

Dia menyebutkan saat ini terjadi penurunan produksi sampah baik dari permukiman maupun non-permukiman. Awalnya 0,63 kilogram per orang per hari, sekarang hanya 0,54 kilogram.

"Ini mengindikasikan bahwa tumbuh kesadaran setiap orang untuk bijak dalam mengelola sampah," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, sosialisasi dan gerak nyata secara masif masih diperlukan untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah. Pasalnya, saat ini masih terjadi pembatasan untuk mengirimkan sampah ke TPA Sarimukti.

Baca juga: Kota Bandung gulirkan program padat karya pengolahan sampah organik

"Di Kota Bandung saat ini produksi sampah sekitar 1.300 ton per hari, 60 persennya sampah rumah tangga dan 40 persen non-rumah tangga. Pada bulan Januari 2024, ada pembatasan ke TPA Sarimukti yaitu 50 persen pengiriman sampah atau 628 ton per hari hanya boleh sampah residu," kata dia.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024