Lebak (ANTARA) - Perajin kerai pelapah sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mampu mengatasi pengangguran dan kemiskinan ekstrem sehingga kehidupan keluarga mereka lebih sejahtera.
"Kita cukup terbantu ekonomi keluarga setelah 14 tahun menggeluti kerajinan usaha ini," kata Mansyur (60) seorang perajin keray warga Cihiyang Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Selasa.
Masyarakat Cihiyang Desa Rangkasbitung Kabupaten Lebak yang diperkirakan memiliki 220 kepala keluarga, namun kini sudah tidak ada lagi pengangguran dan kemiskinan ekstrem.
Semua warga di sini sebagai perajin kerai dengan pendapatan rata-rata Rp150 ribu per hari, sehingga kini perekonomian mereka cukup baik dan sejahtera.
Sebelumnya, pada tahun 2007 ke bawah warga setempat kebanyakan pengangguran dan kemiskinan ekstrem cukup menonjol dengan dibuktikan anak-anak mereka yang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP bisa dihitung jari tangan.
Kebanyakan warga di sini buruh serabutan di perkebunan, pertanian dan jasa angkutan ojek serta anak - anak muda pengangguran.
Membaiknya pendapatan ekonomi masyarakat tersebut setelah adanya pengusaha dari Palembang tahun 2008 memberikan pelatihan memproduksi kerai.
Sebab, produksi kersjinan ini didukung bahan baku pohon kelapa sawit milik Perkebunan Cisalak Baru Rangkasbitung melimpah.
Dengan memproduksi kerai pelapah sawit itu,kata dia, pengusaha menampung kerajinan tersebut dan dipasok ke luar daerah.
"Kami mengapresiasi pengusaha yang menampung produk kerajinan kerai dan kini sudah banyak dengan harga Rp30 ribu/lembar," kata Mansyur.
Begitu juga perajin lainnya Edi (55) warga Desa Pasir Tanjung Kabupaten Lebak mengaku dirinya sejak 13 tahun lalu menggeluti usaha ini dapat membantu pendapatan ekonomi keluarga hingga membangun rumah dan menyekolahkan anak serta memiliki kendaraan roda dua.
Selama ini, usaha kerajinan ini menguntungkan karena tidak mengeluarkan modal, sebab bahan bakunya limbah pelapah kelapa sawit melimpah.
"Kami bisa memproduksi kerai rata-rata lima lembar/hari dan dijual ke penampung Rp30.000/lembar, sehingga menghasilkan pendapatan ekonomi rata-rata Rp150.000/hari,"kata Edi.
Andi (50) seorang penampung, warga Kabupaten Serang mengaku dirinya setiap pekan ini menampung kerajinan pelepah sawit hingga 30 ribu lembar di wilayah Kabupaten Lebak.
Produksi pelepah sawit itu dipasok ke sejumlah wilayah di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Semua produk itu ditampung dari perajin Lebak dan dijual Rp40 ribu/lembar,"katanya menjelaskan.
Sementara itu, Sutisna, seorang petugas Penyuluh Perindustrian Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak mengatakan saat ini perajin tumbuh dan berkembang di Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Leuwidamar dan Cileles.
Baca juga: Petani diajarkan buat pakan dari pelepah sawit
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024