Para politisi itu sibuk bertikai mencari posisi dan tidak perduli pada kami."
Baghdad (ANTARA News) - Lebih dari satu lusin ledakan bom pada hari Rabu mengoyak daerah-daerah Syiah di dan seputar Baghdad, menjadikan peristiwa itu sebagai insiden paling berdarah dalam gelombang serangan yang telah menewaskan lebih dari 60 orang di berbagai wilayah Irak.
Pertumpahan darah terburuk itu menimpa Baghdad dan wilayah-wilayah di sekitarnya melalui serangkaian pemboman mobil dan serangan bom bunuh diri yang tampaknya dikoordinasikan secara khusus dengan menargetkan jam sibuk di pagi hari.
Para warga yang marah di salah satu kompleks perumahan mengejar seorang tersangka penyerang dan membunuhnya sebelum kemudian membakar mayatnya.
Kerusuhan itu muncul kendati operasi-operasi keamanan yang secara luas diketahui telah digulirkan dengan menargetkan para militan di Baghdad dan ke arah utara serta barat, kendati pemerintah telah menghadapi tuduhan bahwa pihaknya tidak mengurusi akar permasalahan kekerasan terburuk Irak sejak tahun 2008.
Lonjakan kekerasan sejak awal tahun ini, yang menewaskan lebih dari 3.700 orang pada tahun 2013, telah menyulut kekhawatiran bahwa Irak sedang berjalan goyah menuju terjadinya kembali perang brutal besar-besaran antarkelompok pada tahun 2006-2007.
Secara keseluruhan, kekerasan di Baghad dan kota-kota kecil di selatan ibukota pada hari Rabu telah menewaskan 57 orang, sementara empat lainnya tewas dalam serangan di kota-kota sebelah utara, yakni Kirkuk dan Mosul.
Lebih dari 190 orang di berbagai wilayah mengalami luka-luka.
"Kami ini orang miskin, dan semua barang milik kami terbakar, rumah kami ambruk ke tanah," kata Marwa, warga berusia 18 tahun di Shaag, daerah utama Syiah di Baghdad utara tempat empat orang tewas dan mobil-mobil serta bangunan-bangunan di sekitarnya rusak karena dua pemboman mobil.
"Para politisi itu sibuk bertikai mencari posisi dan tidak perduli pada kami," katanya sambil menangis tersedu-sedu.
"Orang-orang sekarang tidak mempunyai tempat tinggal karena ledakan ini. Siapa yang akan mengganti milik kami?"
Sementara itu, serangan paling mematikan terjadi di daerah Jisr al-Diyala di Baghdad tenggara. Dalam peristiwa itu, setidaknya sembilan orang tewas dan 27 lainnya luka-luka karena serangan bom kembar.
Tak lama setelah bom meledak, para warga setempat mengejar seorang pria yang dicurigai menempatkan bom di mobil kedua. Warga menikam pria tersebut hingga tewas dan membakar mayatnya dan menggantungnya pada sebuah tiang lampu, demikian dituturkan seorang pejabat kepolisian.
Pasukan keamanan kemudian menurunkan mayat tersebut dan membawanya pergi, kata saksi mata kepada wartawan-wartawan AFP yang berada di lokasi.
Pemboman mobil lainnya terjadi di daerah Jadidah Baghdad hingga mnewaskan tiga orang, juga menimbulkan kerusakan parah terhadap mobil-mobil dan bagian-bagian depan toko.
Ledakan lainnya melanda daerah utama Syiah lainnya, termasuk Kadhimiyah dan Sadr City, sementara lima anggota keluarga Syiah tewas ditembak di rumah mereka di selatan Baghdad.
Kantor kementerian dalam negeri, yang biasanya memberikan data jumlah korban lebih rendah dibandingkan laporan dari para pejabat rumah sakit dan keamanan, mengatakan 20 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya di berbagai wilayah Baghdad luka-luka.
Para anggota parlemen Irak dan misi PBB di Baghdad mengecam terjadinya kekerasan itu.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut, namun militan-militan Suni yang memiliki kaitan dengan Al-Qaeda sebelumnya secara berkala melancarkan serangan terkoordinasi dengan menargetkan masyarakat Syiah, yang mereka anggap sebagai orang-orang murtad.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013