Berlin (ANTARA) - Partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (Alternative for Germany/AfD) menyampaikan gagasan referendum mengenai keluarnya negara itu dari Uni Eropa (UE), seperti yang dilakukan Inggris menjelang pemilu penting pada Juni mendatang.
Wakil pemimpin AfD Alice Weidel mengatakan begitu mereka berkuasa di Jerman, mereka akan melakukan upaya untuk mengekang kekuasaan lembaga-lembaga UE yang tidak melalui proses pemilihan, termasuk Komisi Eropa.
"Tetapi jika reformasi tidak memungkinkan, jika kami gagal membangun kembali kedaulatan negara-negara anggota UE, kami harus membiarkan rakyat yang memutuskan, seperti yang dilakukan Inggris," katanya dalam wawancara eksklusif dengan harian bisnis Financial Times.
Weidel mengatakan jika kondisinya mencapai titik tersebut, Jerman dapat mengadakan "referendum Dexit" untuk meninggalkan Uni Eropa, seperti yang dilakukan Inggris pada 2016.
Menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada Juni, dukungan terhadap AfD meningkat di Jerman, karena banyak pemilih yang menyatakan frustrasi terhadap koalisi berkuasa, Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan Partai Demokrat Bebas (FDP).
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan YouGov pekan lalu menunjukkan bahwa dukungan untuk AfD mencapai angkat tertinggi sepanjang masa sebesar 24 persen, sekitar sembilan persentase poin lebih tinggi dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz.
Jajak pendapat YouGov menemukan bahwa 12 persen warga Jerman akan memilih Partai Hijau, sementara hanya 6 persen yang akan mendukung Partai Demokrat Bebas (FDP) yang liberal.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ratusan ribu warga demo di Jerman menentang partai anti-imigran AfD
Baca juga: Badan intelijen Jerman awasi partai sayap kanan garis keras AfD
Baca juga: Dua partai Jerman jajaki koalisi di pemerintahan baru
Penerjemah: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024