Paris (ANTARA News) - Jaksa Prancis menjalankan penyelidikan terhadap dugaan kegiatan mata-mata Amerika Serikat melalui program pengintaian PRISM.
Penyelidikan itu dilakukan menyusul keluhan dua kelompok pendukung hak asasi manusia, kata informasi sumber yang mengetahui perkara tersebut pada Rabu sebagaimana dilaporkan AFP.
Mereka meluncurkan penyelidikan itu pada 16 Juli lalu terhadap akses yang didapat secara ilegal menyangkut data serta kegiatan komunikasi pribadi setelah keluhan-keluhan diutarakan oleh kelompok pendukung HAM, yaitu International Federation of Human Rights dan League of Human Rights, kata sumber-sumber itu.
Keluhan itu juga terkait dengan peranan yang dimainkan oleh Microsoft, Yahoo, Google, Paltak, Facebook, YouTube, Skype, AOL dan Apple dan dugaan kegiatan mata-mata.
PRISM disebut-sebut memberikan akses mudah bagi Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan FBI kepada sistem-sistem di sembilan perusahaan Internet terbesar di dunia, termasuk Google, Facebook, Microsoft, Apple, Yahoo dan Skype.
Pengacara bagi kedua kelompok pendukung HAM itu, Emmanuel Daoud, mengatakan mereka ingin memastikan apakah perusahaan-perusahaan tersebut telah bekerja sama dalam pengumpulan data intelijen AS dan membuat layanan mereka terbuka bagi FBI dan NSA.
Jika memang demikian, perusahaan-perusahaan itu bisa menghadapi tuntutan kejahatan di Prancis karena melanggar perlindungan data dan aturan-aturan tentang kerahasiaan pribadi, katanya.
Eropa telah menghadapi kekhawatiran yang mendalam soal dugaan pelanggaran kerahasiaan pribadi.
Dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh mantan pegawai CIA Edward Snowden menunjukkan bahwa pusat penyadapan elektronik Inggris, GCHQ, telah mendapatkan akses ke program pengintaian Internet yang dijalankan AS, setidaknya sejak Juni tahun 2010.
(SYS/T008/B002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013