Kegiatan ajang dunia tersebut akan membantu memopulerkan pariwisata Bali sehingga nama Bali akan lebih dikenal,"
Denpasar (ANTARA News) - Ajang "Miss World" yang akan digelar di Pulau Dewata diharapkan bisa menggunakan konteks lokal Bali, kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya, Rabu.

Ia mengharapkan konteks lokal Bali lebih mendominasi selama para kontestan "Miss World" ada di Bali, sehingga pariwisata Bali sangat terbantu oleh kehadiran puluhan peserta dari berbagai negara.

"Kegiatan ajang dunia tersebut akan membantu memopulerkan pariwisata Bali sehingga nama Bali akan lebih dikenal," katanya.

Ngurah Wijaya mengatakan konteks lokal yang dimaksud misalnya selalu menggunakan pakaian adat motif Bali, diajarkan tentang pengetahuan budaya Bali, diajak untuk mengunjungi beberapa lokasi wisata yang menjadi favorit di Bali, lokasi yang menjadi ikon pariwisata Bali, termasuk juga ke museum.

"Walaupun mereka tidak juara di sini, tetapi minimal setelah mereka kembali ke negaranya masing-masing akan membawa kenangan tersendiri tentang Bali. Apalagi dengan kehadiran wartawan nasional dan internasional, maka Bali akan mendapatkan promosi gratis," ujarnya.

Menyinggung adanya penolakan dari beberapa organisasi masyarakat (ormas), seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), menurut Ngurah Wijaya, hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.

"Kalau urusan moral itu urusan pribadi masing-masing. Kita dibantu banyak dengan adanya "Miss World" ini untuk promosi, dipublikasikan oleh ribuan media secara gratis mulai dari pra sampai pelaksanaan acara," ujarnya.

Menurut dia, penolakan dari beberapa ormas itu hal yang wajar di era demokrasi seperti ini. Namun di sisi lain Indonesia dan Bali diuntungkan dengan adanya ajang tersebut.

Bahkan panitia sendiri sudah menjamin tidak akan mempertontonkan aura tubuh, tidak menggunakan bikini dan sebagainya. Semuanya akan tampil wajar, sesuai tata susila Bali," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa organisasi seperti FPI dan MUI menyatakan penolakan terhadap pelaksanaan "Miss World" di Indonesia dengan alasan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia.

(I020/I007)

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013